Khutbah Jumat Masjid Fathurahman Kenali Besar Jambi
Intropeksi Diri dengan Amanah dari Allah SWT
Ust Dr H Hasbullah Ahmad, MA(Owner Sekolah Qur’an Hadis dan Sains Jambi, Dosen Tetap Ilmu al-Qur’an, tafsir dan Hadis UIN STS Jambi, Wakil Rois Syuriah PWNU Jambi dan Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Kota Jambi, Wakil Pimpinan Ponpes PKP al Hidayah Jambi)
DOWNLOAD PDF DISINI!
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ
هَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أُوْلَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللّهِ
وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ
اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا
إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ: اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا
تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah SWT…
Taqwa merupakan kunci kemuliaan dalam kehidupan
kita, mari kita sempurnakan taqwa kita dimanapun berada dan kapanpun waktunya
dan salah satu wujud taqwa adalah syukur nikmat, Ingatlah setiap nikmat yang
Allah anugerahkan kepada kita. Karena
Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak
kaki. Allah SWT berfirman :
وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ لَا
تُحۡصُوهَآۗ
{Jika kamu menghitung nikmat
Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.} (QS. Ibrahim: 34)
Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan,
udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Kita
memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. kita menguasai kehidupan,
tetapi tak pernah mengetahuinya. Allah SWT berfirman :
وَأَسۡبَغَ عَلَيۡكُمۡ نِعَمَهُۥ ظَٰهِرَةٗ
وَبَاطِنَةٗۗ
{Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan
batin.}(QS. Luqman: 20)
Kita memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua
tangan dan dua kaki, bahkan Allah SWT mengingatkan berulang-ulang dalam al
Qur’an :
فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
{Maka nikmat Rabb
kamu yang manakah yang kamu dustakan?} (QS. Ar-Rahman: 13)
Apakah kita mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki
itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan
jalan terus menerus tiada henti? Apakah kita mengira bahwa berdiri tegak di
atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat
dan suatu ketika patah? Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala
tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar kita masih banyak yang tidak
bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah kita merasa nista manakala
dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di
sekitar kita yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah…
Coba kita pikirkan, betapa besarnya fungsi
pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan kita dari ketulian. Coba renungkan
dan raba kembali mata kita yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit kita yang
terbebas dari berbagai penyakit. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak
kita yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.
Adakah kita ingin menukar mata kita dengan emas
sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran kita seharga perak satu bukit?
Apakah kita mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah kita,
hingga kita bisu? Maukah kita menukar kedua tangan kita dengan untaian mutiara, sementara
tangan kita buntung? Begitulah, sebenarnya kita berada dalam kenikmatan tiada
tara dan kesempumaan tubuh, tetapi kita tidak menyadarinya. kita tetap merasa
resah, suntuk, sedih, dan gelisash, meskipun kita masih mempunyai nasi hangat
untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas,
dan kesehatan untuk terus berbuat. kita acapkali memikirkan sesuatu yang tidak
ada, sehingga kita pun lupa mensyukuri yang sudah ada.
Jiwa kita mudah terguncang hanya karena kerugian
materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya kita masih memegang kunci
kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagian, karunia, kenikmatan, dan
lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah! Allah SWT
berfirman :
وَفِيٓ أَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ
{Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah
kamu tidak memperhatikan.} (QS. Adz-Dzariyat: 21)
Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri,
keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling
kita. Dan janganlah termasuk golongan sebagaimana firman Allah :
يَعۡرِفُونَ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ ثُمَّ
يُنكِرُونَهَا
{Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka
mengingkarinya.} (QS.
An-Nahl: 83)
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
SubhanaLLAH tanpa kita
sadari hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun kita sebentar
lagi berada pada tahun baru Islam yaitu 1446 Hijriah, Semoga dengan perubahan
tahun ini kita mampu menjalankan segala amanah dengan maksimal sehingga
terwujud al Balad al-Amin (Negeri yang aman, damai, sejahtera dan
sentosa). Karena Amanah adalah
tanggungjawab kita bersama untuk menghadirkan kebaikan dunia dan juga kebaikan
akhirat.
Menjalankan
amanah dan menjaganya bukanlah perkara yang bisa dilakukan semudah membalik
telapak tangan. Allah SWT telah menjelaskan tentang beratnya amanah di dalam firman-Nya,
إِنَّا عَرَضْنَا اْلأَمَانَةَ عَلَى
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا
وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا اْلإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً
“Sesungguhnya, Kami telah menawarkan amanah (yaitu menjalankan
perintah-perintah Allah SWT dan meninggalkan
seluruh larangan-Nya) kepada seluruh langit dan bumi serta gunung-gunung. Maka, semuanya enggan untuk
memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu banyak berbuat dzalim dan
amat bodoh.”
(Al-Ahzab: 72)
Di dalam ayat tersebut kita mengetahui, bahwa makhluk-makhluk Allah SWT yang sangat besar tidak bersedia
menerima amanah yang ditawarkan kepada mereka. Yaitu amanah yang berupa menjalankan
syariat yang Allah SWT turunkan melalui utusan-Nya. Mereka enggan untuk menerima amanah
tersebut bukan karena ingin menyelisihi Allah SWT.
Bukan
pula karena mereka tidak berharap balasan Allah yang sangat besar dengan
menjalankan amanah tersebut. Akan tetapi, mereka menyadari betapa beratnya
memikul amanah. Sehingga, mereka khawatir akan menyelisihi amanah tersebut yang
berakibat akan terkena siksa Allah SWT yang sangat pedih. Hanya saja, manusia dengan berbagai
kelemahannya, memilih untuk menerima amanah tersebut. Sehingga kemudian
terbagilah manusia menjadi tiga kelompok.
Kelompok
yang pertama adalah orang–orang yang menampakkan dirinya seolah-olah
menjalankan amanah. Yaitu dengan menampakkan keimanannya namun sesungguhnya
mereka tidak beriman. Mereka itulah yang disebut orang–orang munafik. Naudzu billah
kita berlindung kepada Allah SWT dari sifat ini
Kelompok
kedua adalah orang-orang yang dengan terang-terangan menyelisihi amanah
tersebut. Yaitu mereka tidak mau beriman baik secara lahir maupun batin. Mereka
adalah orang-orang kafir dan musyrikin. Naudzu billah
kita berlindung kepada Allah SWT dari sifat ini
Sedangkan
kelompok ketiga adalah orang-orang yang menjaga amanah yaitu orang-orang
yang beriman baik secara lahir maupun batin. Inilah kelompok yang kita harapkan
dikepemimpinan saat ini menjalankan amanah dengan penuh tanggungjawab lahir dan
bathin...
Pergantian tahun merupakan momen penting untuk
melakukan introspeksi diri (muhasabah), menghitung-hitung kualitas iman, ilmu,
dan amal yang telah kita perbuat. Umar bin Khathab menyatakan,
حاسبو
قبل ان تحاسبوا
''Koreksilah diri kalian sebelum kalian
dihisab”.
Bagi seorang Muslim, sebenarnya setiap
pergantian waktu, hari demi hari, bahkan mungkin detik demi detik, menit demi
menit, dan jam demi jam, merupakan momentum untuk introspeksi menuju kualitas
iman, ilmu, dan amal yang lebih baik.
Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya selalu lebih baik dari
hari-hari sebelumnya. Dengan kata lain, setiap Muslim dituntut untuk menjadi
lebih baik dari hari ke hari. Ada kalimat nasehat menyatakan,
مَنْ
كَانَ يَوْمُهُ خَيْرٌ مِنْ اَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مُسَاوِ
بِيَوْمِهِ فَهُوَ خَاسِرٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ اَسَرَ مِنْ اَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ
Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari
kemarin adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan
kemarin, berarti orang merugi. Dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin
adalah orang celaka" (kalimat nasihat).
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah…
Persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari dan
tahun 1446 Hijriah ini. Ber-istighfar-lah atas semua dosa,
ingatlah selalu kepada-Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam
keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan!
Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan
jabatan kita hari dengan penuh keridhaan. Allah SWT Ingatkan kita dalam
FirmanNya :
فَخُذۡ مَآ ءَاتَيۡتُكَ وَكُن مِّنَ
ٱلشَّٰكِرِينَ
{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku
berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur.}(QS. Al-A'raf: 144)
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Semoga pergantian tahun Hijriah 1446 H, mengingatkan diri kita untuk senantiasa intropeksi
diri menuju hidup yang sukses dan mandiri, Dan semoga apa yang khatib sampaikan bisa menjadi
jembatan perbaikan diri kita untuk mengenal diri lebih mendalam dan lebih
bernilai untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menjalankan amanah atau
tanggungjawab dalam kehidupan kita. Jangan
termakan berita bohong (hoaxs) yang dapat memecahkan persatuan kita... kita jaga
persatuan dan kesatuan menuju Indonesia yang barakah. Amin...
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.
Posting Komentar