Masjid Guru Makki Bank Jambi
Menghadirkan Nabi Muhammad SAW dalam Kehidupan
Ust Dr H Hasbullah Ahmad, MA
(Owner
Sekolah Qur’an Hadis dan Sains Jambi, Dosen Tetap Ilmu al-Qur’an, tafsir dan
Hadis UIN STS Jambi, Wakil Rois Syuriah PWNU Provinsi Jambi dan Ketua Komite
Dakwah Khusus MUI Kota Jambi, Wakil Pimpinan Ponpes PKP al Hidayah Jambi)
الْحَمْدُللهِ الْقَوِيّ سُلْطَانُهْ. اَلْوَاضِحِ
بُرْهَانُهْ. اَلْمَبْسُوْطِ فِى الْوُجُوْدِ كَرَمُهُ وَاِحْسَانُهْ. تَعَالَى
مَجْدُهُ وَعَظُمَ شَانُهْ. خَلَقَ الْخَلْقَ لِحِكْمَهْ. وَطَوَى
عَلَيْهَاعِلْمَهْ. وَبَسَطَ لَهُمْ مِنْ فَائِضِ الْمِنّةِ مَاجَرَتْ بِهِ فِى
اَقْدارِهِ الْقِسْمَهْ
أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا
اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَه اَللّٰهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا
الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ
الرَّحِيْمِ. وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ وَأَنتَ فِيهِمۡۚ وَمَا كَانَ
ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَستَغفِرُونَ
Jamaah
yang Dirahmati Allah SWT
Alhamdulillah
pada kesempatan Jumat yang mulia ini tepat pada tanggal 6 Rabiul Awwal 1445 H
yakni bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, kita masih diberikan rahmat, hidayah,
serta inayah oleh Allah SWT sehingga masih bisa mengungkapkan rasa syukur
dengan melaksanakan rangkaian ibadah shalat Jumat di masjid ini dalam keadaan
sehat wal afiat. Sebagai wujud rasa syukur, marilah kita senantiasa
meningkatkan keimanan dan ketakwaan dengan sebenar-benar keimanan dan
sebaik-baik ketakwaan. Yaitu dengan cara imtitsâlu awâmirillâh
wajtinâbu nawâhîhi, yaitu menjalankan apapun yang diperintahkan oleh Allah
dan berupaya dengan sungguh-sungguh menjauhi yang dilarang. Sebab dengan jalan
takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba, sebagaimana firman Allah
SWT dalam Al-Qur’an:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ
Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
takwa. (QS Al-Hujurat: 13)
Hadirin
yang Berbahagia
Di
antara nikmat agung yang dianugerahkan Allah dan barangkali banyak dari kita
yang tidak menyadari wujud nikmat itu adalah kita dipilih sebagai umat
Rasulullah SAW. Keistimewaan menjadi umat Rasulullah yang tidak diberikan
kepada ummat nabi sebelumnya yaitu Allah tidak akan memberikan adzab kepada
umat Rasulullah selagi berada di lingkungannya. Sebagaimana firman Allah dalam
Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 33 sebagai berikut:
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ
وَأَنتَ فِيهِمۡۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَستَغفِرُونَ
Dan
Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara
mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta
ampun.
Menurut
salah satu riwayat yang dikemukakan oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya, ayat ini
diturunkan sehubungan dengan Abu Jahal melantunkan doa:
ٱللَّهُمَّ إِن كَانَ هَٰذَا هُوَ
ٱلحَقَّ مِنۡ عِندِكَ فَأَمطِرۡ عَلَينَا حِجَارَةٗ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ أَوِ
ٱئتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيم
Ya
Allah, jika betul (Al-Qur’an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka
hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang
pedih.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan mengutip perkataan Ibnu Abbas RA bahwa
Allah SWT tidak akan menurunkan adzab kepada suatu kaum, sedangkan nabi-nabi
mereka berada di antara mereka, hingga Allah mengeluarkan nabi-nabi itu dari
kalangan mereka.
Maasyiral
Muslimin Rahimakumullah
Ayat
ini memberikan gambaran, jika bisa menghadirkan Rasulullah dalam kehidupan kita,
maka Allah SWT tidak akan menurunkan adzab. Lalu pertanyaannya, bagaimana cara
kita menghadirkan Rasulullah dalam kehidupan saat ini?
Pertama, adalah dengan istiqamah menghidupkan sunnah-sunnahnya. Karena
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, Rasulullah
bersabda:
من أحيا سنّتي فقد أحياني ومن أحياني
كان معي في الجنّة
Barang
siapa menghidupkan sunnahku, maka ia benar-benar menghidupkan aku, dan barang
siapa menghidupkan aku, maka ia bersamaku di surga. (HR At-Tirmidzi)
Kata “menghidupkan aku” dalam teks hadits ini tentu yang dimaksud bukanlah
secara zhahir Rasulullah SAW kembali hidup secara kasat mata di hadapan kita.
Akan tetapi secara maknawi, Nabi selalu tergambar sebagai teladan dalam segala
bentuk dan gerak aktivitas keseharian kita. Maka dengan menghidupkan
sunnah-sunnahnya, sama dengan sedang menghadirkan Rasulullah SAW dalam
kehidupan kita.
Jamaah yang Dimuliakan Allah SWT
Kemudian
cara menghadirkan Rasulullah yang kedua adalah dengan memperbanyak ucapan salam
penghormatan. Hal ini sebagaimana yang diperintahkan dalam al-Qur’an:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya. (QS: Al-Ahzab ayat 56)
Selain
keutamaan shalawat yang begitu besar, ucapan salam juga memiliki keutamaan luar
biasa sebagaimana disabdakan dalam sebuah hadits:
مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ
إِلَّا رَدَّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ
Tidaklah
seseorang memberikan salam kepadaku melainkan Allah akan mengembalikan nyawaku
hingga aku membalas salamnya. (HR
Abu Daud)
Hadits
ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW setelah wafatnya masih dapat memberikan
salam yang merupakan doa kepada umatnya. Sehingga kalau kita cermati, setiap
redaksi salam, lebih banyak menggunakan dhamir mukhatab atau orang yang
diajak bicara yang menyiratkan kedekatan Nabi Muhammad dengan kita. Seperti
saat duduk tahiyat dengan ucapan salam “assalamu ‘alaika ayyuhan nabi”
atau redaksi nasyid sholawat “Ya nabi salam ‘alaika” atau “assalamu ‘alaik
zainal anbiya”. Hal ini juga yang menjadi landasan keyakinan bahwa Rasulullah
SAW senantiasa hadir dalam majelis-majelis maulid yang diisi dengan bacaan
shalawat dan salam untuknya dan kita berdiri menyambutnya.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.
Demikian
khutbah singkat yang penuh keberkahan ini. Semoga kita tetap menanamkan
cinta dan terus menghadirkan Rasul dalam setiap segmentasi kehidupan kita
dengan akhlaq al Karimah dengan tetap menjaga persatuan dan kedamaian sekalipun kita sedang
menghadapi banyak ujian di negara kita, hadapi dengan sabar dan jangan
terprovokasi dengan oknum atau media yang sengaja ingin memecah belahkan bangsa kita, demokrasi pemilu
pileg, pilkada dan pilpres adalah pesta 5 tahunan dan prosedur memilih pemimpin
di negeri kita, maka tetaplah dihadapi dengan riang gembira tanpa ada
perselisihan yang dapat mengganggu kedamaian dan kenyamanan bangsa kita yang
aman dan damai. Qabul amin ya rabbal ‘alamin..
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
اْلقُرْأنِ اْلعَظِيْم، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأيَاتِ
وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْم، وَتَقَبَّلْ مِنِّي وَمِنْكُم تِلاَوَتَهُ ، إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى،
وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَا أَشْهَدُ
أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا
بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ
الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ،
أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ
اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللّٰهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ
وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ،
فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ
وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ
وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى
عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ
Posting Komentar