KHUTBAH JUMAT
MASJID NURDIN
HASANAH JAMBI
BELAJAR DARI PERJALANAN
HIDUP NABI
Ust. Dr. H. Hasbullah, MA
(Owner Sekolah Qur’an Hadis dan Sains Jambi, Dosen Tetap Ilmu
al-Qur’an, tafsir dan Hadis UIN STS Jambi, Wakil Rais Syuriah PWNU Provinsi
Jambi, Wakil Pimpinan Pesantren PKP al Hidayah)
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ
السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا
اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ
أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و
سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ
وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا
الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ
مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah jumat yang dimuliakan Allah…
Marilah kita senantiasa berupaya untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT. Takwa dengan makna yang sesungguhnya, selalu
berupaya mengabdi pada Allah dalam setiap aktivitas kita dengan penuh
keikhlasan dan mengharapkan keridhoan-Nya semata. Meskipun kita sedang diuji dengan pandemi covid 19, dan
kita Juga selalu merasa khawatir dan takut jika perbuatan yang kita
lakukan membawa kita kepada kemurkaan Allah SWT.
Hadirin sidang jumat yang berbahagia…
Rasa kecintaan untuk meneladani kehidupan Rasulullah masih bergelora di dalam
dada. Semangat untuk mendalami kehidupan keseharian Rasulullah yang penuh kesederhanaan
semakin membakar setiap jiwa insan yang mengaku sebagai umat beliau.:
وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Tidaklah Kami mengutusmu wahai Muhammad kecuali untuk menjadi
rahmat sekalian alam” (al-Anbiya: 107)
Rasulullah bukan hanya menjadi rahmat buat kaum muslimin yang menjadikan beliau
sebagai panutan dan contoh sejati dalam merealisasikan ketaatan kepada Allah,
dalam bersosialisasi sehari, menjadi ayah, menjadi suami, menjadi kakek,
menjadi panglima, menjadi Pengusaha bahkan menjadi seorang pemimpin Negara
sekaligus Pemimpin Ummat. Tetapi Rasulullah juga adalah rahmat untuk alam
sejagat ini, yang di sana hidup manusia-manusia yang tak pernah tahu dan mau
tahu buat apa mereka diciptakan oleh Allah. Dengan diutusnya Rasulullah saw ke
dunia, dengan membawa cahaya islam, Islam telah mampu merubah kehidupan umat
manusia ke arah kehidupan yang penuh makna, menerangi dengan ilmu pengetahuan
dan kemakmuran.
Jamaah jumat yang dimuliakan Allah.
pada saat situasi dan kondisi sekarang ini,
dimana mana sedang mencari seorang panutan yang ideal yang patut dicontoh,
sebagaimana Al-Quran sejak 14 abad yang lalu telah menegaskan:
لَقَدْ كَانَ
لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sungguh terdapat dalam diri Rasulullah suri
tauladan yang baik” (Al-Ahzab: 21)
Seorang sosok pribadi yang mulia, yang begitu
mencintai umatnya, saat kematian akan menjemput beliau yang beliau ingat dan
pikirkan adalah umatnya. Hari-hari Rasulullah pun semasa hidupnya adalah
memperhatikan bagaimana umatnya mendapat kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan
di akherat.
Kaum muslimin jamaah jumat yang berbahagia.
Saat ini kita sudah berada di akhir bulan
rabiul awal yang mulia tepatnya 29 Rabi’ul Awwal, yang mana bukan hanya pada
bulan ini saja Rasulullah dilahirkan tetapi pada bulan ini juga beliau
diwafatkan oleh Allah SWT, kisah wafatnya begitu menyayat hati kalau kita
mengingatnya kembali. Kisah wafatnya Rasulullah sungguh akan menggugah
jiwa-jiwa beriman, duka itu masih berbekas walaupun sudah 14 abad berlalu jika
kembali untuk dikenang.
Seorang sahabat Abdullah bin Mas’ud ra
berkata: “Ketika Rasulullah mendekati ajalnya, beliau mengumpulkan kami di
rumah ‘Aisyah. Beliau memandang kami tanpa sepata
kata, sehingga kami semua menangis menderaikan air mata. Lalu beliau bersabda:
“Semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kalian. Aku
berwasiat agar kalian bertakwa kepada Allah. Janganlah kamu berlaku sombong
terhadap Allah. Kalau sudah datang ajalku, hendaklah Ali yang memandikan aku,
Fudlail bin Abbas yang menuangkan air, dan Usamah bin Zaid membantu mereka
berdua. Kemudian kafani aku dengan pakaianku saja manakala kamu semua menghendaki,
atau dengan kain Yaman yang putih. Ketika kalian sedang memandikan aku,
letakkan aku di atas tempat tidurku di rumahku ini, yang dekat dengan liang
kuburku nanti. “Mendengar itu, seketika para sahabat menahan
sedih, menangis pilu, sambil berkata: “Wahai Rasulullah, engkau adalah utusan untuk kami,
menjadi kekuatan jamaah kami, selaku penentu yang selalu memutusi perkara kami,
kalau Engkau sudah tiada, lalu kepada siapakah kami mengadukan semua persoalan
kami!?”
Rasulullah Saw bersabda: “Aku sudah tinggalkan untuk kalian jalan
yang benar di atas jalan yang terang benderang, juga aku tinggalkan dua
penasehat, yang satu pandai bicara dan yang satu pendiam. Yang pandai bicara
yaitu Al-Qur’an, dan yang diam ialah kematian. Manakala ada persoalan yang
sulit bagi kalian, maka kembalikan kepada Al Qur’an dan Sunnahku, dan andaikan
hati keras seperti batu, maka lenturkan dia dengan mengingat kematian.”
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah SWT.
Rasulullah telah
menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan tersenyum. Anas bin Malik
melanjutkan ucapannya: “Ketika aku di depan pintu rumah Aisyah, aku mendengar
Aisyah sedang menangis dengan kesedihan yang mendalam sambil mengatakan, “Wahai
orang yang tidak pernah memakai sutera, wahai orang yang keluar dari dunia
dengan perut yang tidak pernah kenyang dari gandum, wahai orang yang telah
memilih tikar daripada singgahsana, wahai orang yang jarang tidur di waktu
malam karena takut Neraka Sa’ir.”
Begitulah ungkapan Aisyah seorang istri
Rasulullah yang menyadarkan kita bahwa begitulah keseharian Rasulullah tatkala
beliau masih hidup. Padahal beliau adalah orang yang
telah dijamin Allah untuk masuk surga. Kini sudah 14 abad berlalu saat Rasulullah meninggalkan umatnya,
tetapi ajaran beliau selalu hidup dan akan selalu menghidupkan hati orang-orang
beriman. Ada beberapa hal yang hendaklah selalu diingat dan diwujudkan, sebagai
wujud kecintaan kita kepada Rasulullah saw:
Pertama: Ikhlas dan mengikuti tuntunan Rasululllah dalam beribadah, Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt dalam firmannya:
فَمَنْ كَانَ
يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلا يُشْرِكْ
بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (Al-Kahfi: 110)
Kedua : Konsisten dalam ketaatan kepada Allah
SWT.
Saat Umar bin Khattab berteriak lantang dengan
penuh kesedihan sambil menghunus pedangnya sambil mengucapkan: “Barang siapa
yang mengatakan bahwa Muhammad telah mati akan aku tebas lehernya”. Setelah Abu
bakar menutup kembali kain panjang yang menutupi wajah Rasulullah yang mulia,
tetesan air mata mengalir membasahi pipi dan janggutnya, ia kemudian bangun dan
melangkah keluar menjumpai Umar. Ia tahu perasaan Umar yang tidak dapat menerima
kehilangan Rasul. Dia sendiri sedang bergelut dengan kesedihan yang amat dalam.
Lalu dia pun berseru dengan nyaring. Seruan itu ditujukan kepada semua yang
hadir terutama kepada Umar. “Barang siapa menyembah Nabi Muhammad, sesungguhnya
Rasulullah benar-benar telah wafat. Dan barang siapa menyembah Allah, maka Allah
tidak pernah mati dan abadi selama-lamanya.” Kemudian beliau membacakan sebuah
firman Allah dalam Al-Quran:
وَمَا مُحَمَّدٌ
إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ
انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ
يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
“Dan tidaklah Muhammad itu kecuali seorang Rasul. Sudah berlalu
rasul-rasul lain sebelumnya. Kerana itu, Apakah jika Muhammad meninggal dunia
atau terbunuh, kamu akan murtad dan kembali kepada agama nenek moyang kamu?
Sungguh barang siapa murtad kembali kepada agama nenek moyang, tidak sedikit
pun menimbulkan kerugian kepada Allah SWT. Dan Allah akan mengganjarkan pahala bagi orang-orang
yang bersyukur.” (Ali Imran:144)
Tiba-tiba Umar terjatuh lemah di atas kedua lututnya. Tangannya menjulur ke bawah bagaikan
kehabisan tenaga. Keringat dingin membasahi seluruh badannya. Bagaikan baru hari itu dia
mendengar ayat yang sudah lama disampaikan oleh Rasul kepada mereka. Kini
hatinya benar-benar tersentak. “Benarlah baginda telah pergi untuk
selama-lamanya. Kau pergi meninggalkan kami yang amat mencintaimu,” rintih hati
Umar. Dan tangis
kecintaan tersebut terus merambat ke hati para sahabat dan ke seluruh hati umat
sehingga akhir zaman. Kecintaan orang beriman kepada Rasulnya yang tidak pernah
putus sekalipun oleh kematian karena kecintaan atas dasar iman itu tetap
lestari dan abadi. Walau Rasulullah telah tiada, ketaatan kepada Allah harus terus adalah
selamanya.
Ketiga : Meneladani kehidupan Rasulullah
Banyak sisi dari kisah kehidupan Rasulullah
yang mesti diteladani oleh umat islam, apalagi pada saat sekarang ini, bangsa
kita sangat membutuhkan pemimpin yang dapat membimbing bangsa yang bukan hanya
selamat dari krisis global, tapi yang lebih penting dari pada itu seorang
pemimpin yang juga dapat membimbing bangsa hingga mereka selamat sampai ke
akherat kelak.
لَقَدْ كَانَ
لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sungguh terdapat dalam diri Rosulullah suri tauladan yang baik” (Al-Ahzab:
21)
Keempat : Mencintai Rasullullah
Mencintai Rasulullah adalah kewajiban, membela
kehormatan Rasulullah merupakan keharusan, karena itu adalah tanda dari
keimanan. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadist shahih:
لا يؤمن أحدكم
حتى أكون أحب إليه من ولده ووالده والناس أجمعين
“Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian, hingga aku
lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia” (HR al-Bukhari)
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah SWT
Rasulullah mengingatkan kita untuk selalu
berada dijalan Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT :
وَأَنَّ هَذَا
صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ
بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah
dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan
itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang
demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (Al-An’am : 153)
Maka Seiring dengan
bulan Maulid, Mudah-mudahan hati kita semakin cinta kepada Rasulullah SAW.
Dengan cinta kepadanya kita akan melaksanakan perintahnya dan menjauhi
larangannya, serta kita membangun peradaban yang bersumber dari al-Qur'an dan
Hadis secara propersional dan proporsional dan Semoga kita dikumpulkan bersama
Rasulullah SAW kelak disurga nanti dengan penuh kecintaan dan kedamaian dan dengan cinta serta banyak bersholawat kepada Nabi
menjadi asbab Allah SWT mengangkat pandemi Covid 19 dari Bumi ini. Amin.
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ
إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ
اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى
آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى
بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ
وَ دَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ،
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا
اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Posting Komentar