Ampunan Ilahi dan Kepedulian Sosial (Khutbah Idul Fitri 1446 H/2025 M)
Khutbah Idul Fitri 1446 H/2025 M
Ampunan Ilahi
dan Kepedulian Sosial
Ust Dr H Hasbullah Ahmad, MA
(Owner Sekolah Qur’an Hadis dan Sains Jambi,
Dosen Tetap Ilmu al-Qur’an, tafsir dan Hadis UIN STS Jambi, Wakil Rois Syuriah
PWNU Provinsi Jambi dan Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Kota Jambi, Wakil
Pimpinan Ponpes PKP al Hidayah Jambi)
السلام عليكم
ورحمة الله وبركاته
اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ
(×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا،
وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لاَ إِلٰهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ
وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ
إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ
ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّاللهُ
وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ
الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ
سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا
اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قال الله
تعالى: الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ
الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ
أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Jamaah
Shalat Idul Fitri rahimakumullah
Pagi
ini, cahaya matahari dan alunan takbir membelah langit yang tinggi. Mengiringi
syukur yang mengalir deras dari dalam sanubari. Hari ini, alam semesta
bertasbih. Menyaksikan wajah-wajah yang berseri nan bersih, dalam kemenangan
hakiki setelah satu bulan berpuasa karena Allah tanpa pamrih.
Setelah
satu bulan penuh kita tempuh jalan kesabaran, kini tibalah saatnya kita
merayakan kemenangan dan keberkahan. Teriring kalimat doa:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْمُ وَجَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَاءِدِيْنَ
وَالْفَائِزِيْنَ وَالْمَقْبُوْلِيْنَ كُلُّ عاَمٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
“Semoga
Allah menerima (amal ibadah) kita semua, Ya Allah Yang Maha Mulia, terimalah!
Dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang Kembali suci dan
orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap waktu semoga kita
semua senantiasa dalam kebaikan.”
Di
pagi ini, hati-hati yang haus akan rahmat Allah dipenuhi keceriaan yang
mendalam. Dibasuh lautan ampunan dari Allah, Tuhan semesta alam. Di bawah
langit yang bertasbih atas izin ilahi, kita berkumpul dalam kemenangan sejati.
Bukan hanya karena menuntaskan puasa di bulan yang suci, tetapi karena berhasil
menundukkan hawa nafsu untuk menjadikan jiwa-jiwa menjadi suci.
Idul
Fitri bukan sekadar hari perayaan. Idul Fitri bukan hanya tentang pakaian baru
dan berbagai aneka hidangan. Idul Fitri bukan hanya pergi jalan-jalan menuruti
keinginan. Idul Fitri ini adalah momentum menguatkan tekat baja, menjadi hamba
Allah yang patuh pada perintahnya dan sekuat tenaga meninggalkan segala yang
dilarang Allah swt.
Idul
Fitri adalah tentang hati yang kembali suci, tentang ruh yang bersujud dalam
damai dalam hati, merasakan kelembutan kasih sayang Allah yang Maha Abadi.
Idul
Fitri adalah tentang panggilan untuk kembali pada kesucian, memperkuat
silaturahmi dan kebersamaan, dan menanamkan kasih sayang pada mereka yang
selama ini bersama dalam kehidupan.
Semoga
kebahagiaan ini tidak hanya berhenti di hari ini, tetapi terus menyala dalam
setiap langkah kita dalam kehidupan ini.
اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ
أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum
muslimin wal muslimat yang dimuliakan Allah.
Untuk
mewujudkan kesucian diri kita, ada dua hal yang perlu kita pahami dan tancapkan
dalam hati dan sukma. Pertama adalah penguatan dimensi vertikal kepada Allah
SWT, melalui penguatan ibadah dan meraih ampunan atas segala dosa. Kedua adalah
penguatan dimensi horisontal kepada sesama manusia, melalui kepekaan sosial dan
senantiasa menebar kebaikan dan cinta.
Jika
dua hal ini mampu diaplikasikan dalam kehidupan kita, maka insya Allah
kehidupan kita akan dinaungi kebahagiaan sampai akhir masa. Allah berfirman
dalam Al-Qur’an:
وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ
رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِيْنَۙ
“Bersegeralah
menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi
yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Surat Ali Imran ayat 133).
Dilanjutkan
dengan:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى
السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ
النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
“(Yaitu)
orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit,
orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan
(kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(Surat Ali Imran ayat 134).
Dari
ayat ini kita diingatkan cara untuk menyucikan jiwa. Langkah pertama untuk
meraihnya adalah berdasarkan ayat Al-Imran 133. Kita diperintahkan untuk
bersegera meraih ampunan dan surga-Nya. Seraya menyadari bahwa kuasa Allah
begitu luas bagi kita. Seluas surga yang Ia sediakan bagi orang-orang yang
bertakwa.
Bentuk
ikhtiar meraih ampunan-Nya, telah kita lakukan selama satu bulan penuh.
Berpuasa menjalankan perintah Allah dengan hati yang kukuh. Iman dan takwa juga
terus kita semai untuk memastikan ibadah kita senantiasa utuh.
Semoga
semua ini berujung pada ampunan Allah sebagaimana hadits Rasulullah dari Abu
Hurairah:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang
siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, dengan keimanan dan mengharapkan pahala
dari Allah, maka akan diampuni dosa masa lalunya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ
أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum
muslimin wal muslimat yang dimuliakan Allah.
Langkah
kedua untuk mensucikan diri adalah sesuai dengan lanjutan ayat pada surat Ali
Imran ayat 134. Jika kita ingin kembali kepada kesucian dan ketakwaan yang
kuat, maka kita harus menguatkan ibadah sosial dengan sedekah, infak, dan
zakat.
Ibadah
ini tidak hanya dilakukan saat kita dalam kondisi finansial kuat, namun harus
dilakukan saat kita merasa berat sebagai wujud taat kepada Allah sang pemberi
nikmat.
Kita
harus yakin bahwa berbagi tidaklah sama sekali akan mengurangi harta kita.
Sebaliknya, dengan berbagi maka hakikatnya Allah sedang menambah apa yang kita
punya.
Zakat
fitrah yang kita keluarkan di bulan puasa dan zakat mal untuk menyucikan jiwa
kita, adalah wujud kesadaran jiwa, bahwa semua yang kita punya adalah milik
Allah swt dan akan kembali kepada-Nya.
Hal
ini sekaligus menyadarkan kita bahwa ada hak orang lain di dalamnya, semua
bukan milik kita dan tak akan di bawa saat kita meninggalkan dunia.
Hanya
dengan cara berbuat baik dengan harta yang disedekahkan kepada sesama, harta
kita akan memberi manfaat saat kita sudah kembali kepada Allah swt.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه،
عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ: مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ
مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ
للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ
"Dari
Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, 'Tidaklah sedekah itu
mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan
pemberian maafnya kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan di dunia dan akhirat,
serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Allah akan
meninggikan derajatnya di dunia dan akhirat'." (HR Muslim).
اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ
أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum muslimin
wal muslimat yang dimuliakan Allah.
Rasanya akan terhiris hati kita ketika melihat kesenjangan sosial
menjadi pembeda antara kaum kaya dan papa, seperti terhirisnya hati kita ketika
melihat fenomena dua anak yang berbeda latar belakang, yang satu anak yang kaya
lengkap dengan berbagai kemewahan, ketika hari raya tiba mereka dengan semangat
menyampaikan kepada kedua orang tua mereka dan semua
terkabulkan karena kemewahan dan kekayaan yang mereka miliki.
Sementara disisi lain seorang anak yatim piatu tanpa ayah
dan ibu, ketika hari raya tiba mereka hanya bisa menghadiri pusara ayah dan
ibunya dengan semangat sambil membacakan al Fatihah sebagai dedikasi
cinta kepada kedua orang tuanya, sembari mengucapkan di atas pusara
ayahnya : ” Yah... sepatu yang ayah belikan dulu sudah usang dan rusak,
maukan ayah belikan adek sepatu baru... yang diterima hanyalah tiupan angin
sepoi-sepoi, lalu berlanjut ke pusara ibundanya sambil bergumam : ”mak...
baju adek sudah jelek mak, maukan mak belikan adek baju baru, kawan-kawan adek
pake baju baru semua” tiada sedikitpun jawaban yang diterima namun si anak
tetap bahagia walau hampa tanpa jawaban.
Maka melalui Zakat Infaq dan Shodaqah yang kita keluarkan
bisa menjadi penyambung kebaikan bagi mereka karena kita semua sama. Semangat zakat fitrah dan mal, serta infaq dan shodaqoh yang melahirkan
kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun) antara orang-orang kaya dan
orang-orang miskin, antara orang-orang yang hidupnya berkecukupan dan
orang-orang yang hidup kesehariannya serba kekurangan, Semua orang pernah
merasakan kenyang tapi tidak semua orang pernah merasakan lapar. Padahal Allah
telah mengingatkan di dalam al Qur’an semua kita adalah sama dalam pandangan
Allah QS al Nahl 71 :
وَٱللَّهُ فَضَّلَ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ
بَعۡضٖ فِي ٱلرِّزۡقِۚ فَمَا ٱلَّذِينَ فُضِّلُواْ بِرَآدِّي رِزۡقِهِمۡ عَلَىٰ
مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُمۡ فَهُمۡ فِيهِ سَوَآءٌۚ أَفَبِنِعۡمَةِ ٱللَّهِ
يَجۡحَدُونَ
Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang
lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak
mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka
sama (merasakan) rezki itu. Maka Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?
اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ
أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum
muslimin wal muslimat yang dimuliakan Allah.
Dalam
surat Ali Imran ayat 134, Allah juga memerintahkan, agar kita senantiasa
mengendalikan amarah dan suka memaafkan kesalahan. Karena Allah mencintai
orang-orang yang berbuat kebaikan.
Ramadhan
dan Idul Fitri menjadi momentum pembuktian. Saat puasa, kita diwajibkan
mengendalikan nafsu amarah yang sering kita lakukan. Kemudian di Hari Idul
Fitri, kita diperintahkan untuk saling memaafkan. Mari semua itu kita lakukan
dengan tulus tanpa kepalsuan. Perkuat silaturahim untuk mengikat hati kita
sesama penuh kedamaian.
Mari
jadikan Idul Fitri kali ini, Idul Fitri kita yang terbaik bagi kita. Mari
kuatkan tekad untuk senantiasa mempertahankan kesucian ini bersama. Kita tidak
tahu apakah kita akan bisa bertemu dengan Idul Fitri-Idul Fitri di masa
selanjutnya.
Mari
kita saling memaafkan atas segala dosa yang pernah kita buat pada sesama.
Terutama
meminta maaf kepada kedua orang tua kita, yang telah melahirkan kita ke dunia.
Beruntunglah yang masih memiliki kedua orang tua. Mereka adalah keramat dan
atau jimat yang harus terus kita jaga. Merekalah yang telah berjasa dalam
kehidupan kita dan menghantarkan kita meraih kesuksesan kehidupan di dunia.
Saat
ini usia orang tua kita terus bertambah. Fisik mereka pun semakin lemah.
Raih kedua tangan mereka yang sudah mulai keriput namun penuh dengan
berkah. Cium tangan mereka, peluk erat tubuhnya. Minta maaflah kepada
mereka dengan setulus hati dan jiwa.
Percayalah,
sesukses apapun kiprah kita di dunia, tidak ada apa-apanya di hadapan mereka.
Merekalah yang telah menjadikan kita mampu meraih ini semua. Allah Berfirman:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا
اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ
الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا
تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
“Tuhanmu
telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat
baik kepada orang tua. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang
baik." (Surat Al-Isra’ ayat 23).
Dalam
kitab Tafsir Marah Labid Jilid I, halaman 522, Syekh Nawawi Banten
menjelaskan bahwa anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tua. Beliau
mengingatkan bahwa orang tua telah memberikan kasih sayang dan berkorban tanpa
batas dalam mendidik serta membesarkan anak-anak mereka. Sehingga sebagai anak,
kita wajib membalas kebaikan mereka, meskipun apa yang kita lakukan tidak akan
pernah sebanding dengan pengorbanan yang telah mereka berikan dalam hidup kita.
Berbakti
ini tidak hanya saat mereka hidup di dunia. Bagi orang tuanya yang sudah
meninggal dunia, bukan berarti selesai bakti kita kepada mereka.
Ziarahi makamnya.
Berdoalah kepada Allah untuk mengampuni segala dosa dan menerima amal
ibadahnya. Bukan harta, jabatan, dan materi dunia yang mereka harapkan dari
anak-anaknya. Namun untaian doa dan kebaikan para penerusnya yang mereka
nanti-nantikan di alam kuburnya.
Semoga
Allah swt menerima amal ibadahnya dan mengampuni dosa-dosanya. Semoga Allah
menerima doa-doa kita untuk orang tua kita. Amin.
اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ
أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Kaum
muslimin wal muslimat yang dimuliakan Allah.
Marilah dengan hati terbuka, dengan dada
yang lapang, dan dengan muka yang jernih, serta dengan tangan terulurkan, kita
saling maaf-memaafkan, sambil mengibarkan panji-panji persatuan dan kesatuan,
bendera kedamaian dan As-salam, sambil berdoa:
اَللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ
السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ
. أَنْتَ رَبَّنَا ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Ya Allah Engkaulah Yang Maha Damai,
dari-Mu bersumber kedamaian, kepada-Mu kembali kedamaian. Tuhan kami,
hidupkanlah kami dengan penuh kedamaian dan masukkanlah kami kelak ke surga
negeri yang penuh kedamaian. Engkau Pemelihara kami, lagi Pemilik Keagungan dan
Kemuliaan.
Semoga dengan kita saling memaafkan, kita mampu membangun kesejahteraan dan keberkahan bagi
NKRI dengan Tolak Radikalisme, Tolak Korupsi, Tolak Terorisme, Tolak Hoax,
Tolak Ujaran kebencian dan segala sesuatu yang dapat memecahkan persatuan kita, sehingga negeri Jambi dan negara
Indonesia ini menjadi dambaan yang senantiasa diberkahi
Allah sehingga terwujud بلدة طيبة ورب
غفور. Amin Ya Rabb ”Bersihkan Hati Sucikan Pikiran di hari nan Fitri”Selamat
Hari Raya Idul Fitri 1446 H/2025 M
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ
اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ
فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ
لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Ust. Dr. H. Hasbullah Ahmad, MA.
Kunjungi Web : www.quhasschooljambi.sch.id
Khutbah
II Idul Fitri 1446
الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله
أكبر – الله أكبر – الله أكبر كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ
اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاّاَلله ُوَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ
وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ
إِلاّاَلله ُوَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ. الحَمْدُ لِلّهِ حَمْداً
كَثِيْرًا كَماَ أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ
لَهُ إِرْغاَماً لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ
مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلَآئِقِ وَالبَشَرِ.
اللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ المحشر. أَمَّا بَعْدُ:
فَيآأَيُّهاَالحاَضِرُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ
المُتَّقُوْنَ. وَافْعَلُوْاالخَيْرَ وَاجْتَنِبُوْآ عَنِ السَّيِّآتِ.
وَاعْلَمُوْآ أَنَّ الله َأَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ
وَثَنَّابِمَلَآئِكَةِ المُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقاَلَ تعالى فِيْ كِتاَبِهِ
الكَرِيْمِ أَعُوْذُ باِلله ِمِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَحِيْمِ. إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ
يَآأَيُّهاَالَّذِيْنَ آمَنُوْآ صَلُّوْآ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
فَأَجِيْبُوْآالله َاِلَى مَادَعَاكُمْ وَصَلُّوْآ وَسَلِّمُوْأ عَلَى مَنْ بِهِ
هَدَاكُمْ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصِحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَارْضَ الله ُعَنَّا
بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الراَحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِناَتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيآءِ
مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعُ قَرِيْبٌ مُجِيْبٌ الدَّعَوَاتِ.
اللَّهُمَّ اصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللّهُمَّ انْصُرْ أُمَّةَ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللّهمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ. وَاخْذُلْ مَنْ
خَذَلَ الدِّيْنَ. وَاجْعَلْ بَلْدَتَناَ إِنْدُوْنِيْسِيَّا هَذِهِ بَلْدَةً
اَمِنَةً مُطْمَئنَةً البَلَدُ الأَمِيْنُ ياَ حَيُّ ياَ قَيُّوْمُ. يآاِلهَناَ
وَإِلهَ كُلِّ شَيْئٍ. هَذَا حَالُناَ ياَالله ُلاَيَخْفَى عَلَيْكَ. اللَّهُمَّ
ادْفَعْ عَنّاَ الغَلآءَ وَالبَلآءَ وَالوَبآءَ وَالفَحْشآءَ وَالمُنْكَرَ
وَالبَغْيَ وَالسُّيُوفَ المُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ وَالِمحَنَ ماَ ظَهَرَ
مِنْهَا وَماَ بَطَنَ مِنْ بَلَدِناَ هَذاَ ِنْدُوْنِيْسِيَّا خاَصَّةً وَمِنْ
بُلْدَانِ المُسْلِمِيْنَ عاَمَّةً ياَ رَبَّ العَالمَيِنَ. اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ
بَيْنِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى
النُّورِ اللَّهُمَّ
أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الكَفَرَةَ وَالمُبْتَدِعَةِ
وَالرَّافِضَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. وَاجْعَلِ
اللَّهُمَّ وِلاَيَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ. اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَالَنَا فِي رَمَضَانَ
عِيْدُكُمْ مُبَارَكٌ وَعَسَاكُمْ مِنَ العَائِدِيْنَ وَالفَائِزِيْنَ في كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ وَلِإِخْوَانِناَ الَّذِيْنَ
سَبَقُوْناَ بِالإِيمْاَنِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِناَ غِلاًّ لِلَّذِيْنَ
آمَنُوْا رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيْمٌ. رَبَّناَ آتِناَ فِيْ الدُّنْياَ
حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ وَالحَمْدُ لِلّهِ
رَبِّ العاَلمَيِنَ فَيَا عِبَادَ الله اِن الله
يَأمُرُ بِالعَدْلِ وَالِاحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى القٌرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ الله أَكْبَرُ وَالله يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُوْنَ.
atau Kunjungi Website kami www.quhasschooljambi.sch.id