***SELAMAT DATANG DI WEBSITE QUHAS SCHOOL YPT DAR AL-MASALEH JAMBI***
Latest Post

 


A picture containing person

Description automatically generatedKhutbah Idul Fitri 1446 H/2025 M

Ampunan Ilahi dan Kepedulian Sosial

Ust Dr H Hasbullah Ahmad, MA

(Owner Sekolah Qur’an Hadis dan Sains Jambi, Dosen Tetap Ilmu al-Qur’an, tafsir dan Hadis UIN STS Jambi, Wakil Rois Syuriah PWNU Provinsi Jambi dan Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Kota Jambi, Wakil Pimpinan Ponpes PKP al Hidayah Jambi)

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ   اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ   اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ   أَمَّا بَعْدُ، فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قال الله تعالى: الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ 

 

اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Jamaah Shalat Idul Fitri rahimakumullah

Pagi ini, cahaya matahari dan alunan takbir membelah langit yang tinggi. Mengiringi syukur yang mengalir deras dari dalam sanubari. Hari ini, alam semesta bertasbih. Menyaksikan wajah-wajah yang berseri nan bersih, dalam kemenangan hakiki setelah satu bulan berpuasa karena Allah tanpa pamrih.

Setelah satu bulan penuh kita tempuh jalan kesabaran, kini tibalah saatnya kita merayakan kemenangan dan keberkahan. Teriring kalimat doa:

تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْمُ وَجَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَاءِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَالْمَقْبُوْلِيْنَ كُلُّ عاَمٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ

“Semoga Allah menerima (amal ibadah) kita semua, Ya Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang Kembali suci dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap waktu semoga kita semua senantiasa dalam kebaikan.”

Di pagi ini, hati-hati yang haus akan rahmat Allah dipenuhi keceriaan yang mendalam. Dibasuh lautan ampunan dari Allah, Tuhan semesta alam. Di bawah langit yang bertasbih atas izin ilahi, kita berkumpul dalam kemenangan sejati. Bukan hanya karena menuntaskan puasa di bulan yang suci, tetapi karena berhasil menundukkan hawa nafsu untuk menjadikan jiwa-jiwa menjadi suci.

Idul Fitri bukan sekadar hari perayaan. Idul Fitri bukan hanya tentang pakaian baru dan berbagai aneka hidangan. Idul Fitri bukan hanya pergi jalan-jalan menuruti keinginan. Idul Fitri ini adalah momentum menguatkan tekat baja, menjadi hamba Allah yang patuh pada perintahnya dan sekuat tenaga meninggalkan segala yang dilarang Allah swt.

Idul Fitri adalah tentang hati yang kembali suci, tentang ruh yang bersujud dalam damai dalam hati, merasakan kelembutan kasih sayang Allah yang Maha Abadi.

Idul Fitri adalah tentang  panggilan untuk kembali pada kesucian, memperkuat silaturahmi dan kebersamaan, dan menanamkan kasih sayang pada mereka yang selama ini bersama dalam kehidupan.

Semoga kebahagiaan ini tidak hanya berhenti di hari ini, tetapi terus menyala dalam setiap langkah kita dalam kehidupan ini.

اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ  

Kaum muslimin wal muslimat yang dimuliakan Allah. 

Untuk mewujudkan kesucian diri kita, ada dua hal yang perlu kita pahami dan tancapkan dalam hati dan sukma. Pertama adalah penguatan dimensi vertikal kepada Allah SWT, melalui penguatan ibadah dan meraih ampunan atas segala dosa. Kedua adalah penguatan dimensi horisontal kepada sesama manusia, melalui kepekaan sosial dan senantiasa menebar kebaikan dan cinta.

Jika dua hal ini mampu diaplikasikan dalam kehidupan kita, maka insya Allah kehidupan kita akan dinaungi kebahagiaan sampai akhir masa. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ  

“Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Surat Ali Imran ayat 133).  

Dilanjutkan dengan:

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ  

“(Yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Surat Ali Imran ayat 134).  

Dari ayat ini kita diingatkan cara untuk menyucikan jiwa. Langkah pertama untuk meraihnya adalah berdasarkan ayat Al-Imran 133. Kita diperintahkan untuk bersegera meraih ampunan dan surga-Nya. Seraya menyadari bahwa kuasa Allah begitu luas bagi kita. Seluas surga yang Ia sediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Bentuk ikhtiar meraih ampunan-Nya, telah kita lakukan selama satu bulan penuh. Berpuasa menjalankan perintah Allah dengan hati yang kukuh. Iman dan takwa juga terus kita semai untuk memastikan ibadah kita senantiasa utuh.

Semoga semua ini berujung pada ampunan Allah sebagaimana hadits Rasulullah dari Abu Hurairah:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ  

“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa masa lalunya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ  

Kaum muslimin wal muslimat yang dimuliakan Allah.

Langkah kedua untuk mensucikan diri adalah sesuai dengan lanjutan ayat pada surat Ali Imran ayat 134. Jika kita ingin kembali kepada kesucian dan ketakwaan yang kuat, maka kita harus menguatkan ibadah sosial dengan sedekah, infak, dan zakat.

Ibadah ini tidak hanya dilakukan saat kita dalam kondisi finansial kuat, namun harus dilakukan saat kita merasa berat sebagai wujud taat kepada Allah sang pemberi nikmat.

Kita harus yakin bahwa berbagi tidaklah sama sekali akan mengurangi harta kita. Sebaliknya, dengan berbagi maka hakikatnya Allah sedang menambah apa yang kita punya.

Zakat fitrah yang kita keluarkan di bulan puasa dan zakat mal untuk menyucikan jiwa kita, adalah wujud kesadaran jiwa, bahwa semua yang kita punya adalah milik Allah swt dan akan kembali kepada-Nya.

Hal ini sekaligus menyadarkan kita bahwa ada hak orang lain di dalamnya, semua bukan milik kita dan tak akan di bawa saat kita meninggalkan dunia.

Hanya dengan cara berbuat baik dengan harta yang disedekahkan kepada sesama, harta kita akan memberi manfaat saat kita sudah kembali kepada Allah swt.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ: مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ  

"Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, 'Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan di dunia dan akhirat, serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Allah akan meninggikan derajatnya di dunia dan akhirat'." (HR Muslim).

 

اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ  

Kaum muslimin wal muslimat yang dimuliakan Allah.

Rasanya akan terhiris hati kita ketika melihat kesenjangan sosial menjadi pembeda antara kaum kaya dan papa, seperti terhirisnya hati kita ketika melihat fenomena dua anak yang berbeda latar belakang, yang satu anak yang kaya lengkap dengan berbagai kemewahan, ketika hari raya tiba mereka dengan semangat menyampaikan kepada kedua orang tua mereka dan semua terkabulkan karena kemewahan dan kekayaan yang mereka miliki.

Sementara disisi lain seorang anak yatim piatu tanpa ayah dan ibu, ketika hari raya tiba mereka hanya bisa menghadiri pusara ayah dan ibunya dengan semangat sambil membacakan al Fatihah sebagai dedikasi cinta kepada kedua orang tuanya, sembari mengucapkan di atas pusara ayahnya : ” Yah... sepatu yang ayah belikan dulu sudah usang dan rusak, maukan ayah belikan adek sepatu baru... yang diterima hanyalah tiupan angin sepoi-sepoi, lalu berlanjut ke pusara ibundanya sambil bergumam : ”mak... baju adek sudah jelek mak, maukan mak belikan adek baju baru, kawan-kawan adek pake baju baru semua” tiada sedikitpun jawaban yang diterima namun si anak tetap bahagia walau hampa tanpa jawaban.

Maka melalui Zakat Infaq dan Shodaqah yang kita keluarkan bisa menjadi penyambung kebaikan bagi mereka karena kita semua sama. Semangat zakat fitrah dan mal, serta infaq dan shodaqoh yang melahirkan kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yang hidupnya berkecukupan dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba kekurangan, Semua orang pernah merasakan kenyang tapi tidak semua orang pernah merasakan lapar. Padahal Allah telah mengingatkan di dalam al Qur’an semua kita adalah sama dalam pandangan Allah QS al Nahl 71 :

وَٱللَّهُ فَضَّلَ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ فِي ٱلرِّزۡقِۚ فَمَا ٱلَّذِينَ فُضِّلُواْ بِرَآدِّي رِزۡقِهِمۡ عَلَىٰ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُمۡ فَهُمۡ فِيهِ سَوَآءٌۚ أَفَبِنِعۡمَةِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ

Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?

اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Kaum muslimin wal muslimat yang dimuliakan Allah.

Dalam surat Ali Imran ayat 134, Allah juga memerintahkan, agar kita senantiasa mengendalikan amarah dan suka memaafkan kesalahan. Karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.

Ramadhan dan Idul Fitri menjadi momentum pembuktian. Saat puasa, kita diwajibkan mengendalikan nafsu amarah yang sering kita lakukan. Kemudian di Hari Idul Fitri, kita diperintahkan untuk saling memaafkan. Mari semua itu kita lakukan dengan tulus tanpa kepalsuan. Perkuat silaturahim untuk mengikat hati kita sesama penuh kedamaian.

Mari jadikan Idul Fitri kali ini, Idul Fitri kita yang terbaik bagi kita. Mari kuatkan tekad untuk senantiasa mempertahankan kesucian ini bersama. Kita tidak tahu apakah kita akan bisa bertemu dengan Idul Fitri-Idul Fitri di masa selanjutnya.

Mari kita saling memaafkan atas segala dosa yang pernah kita buat pada sesama.

Terutama meminta maaf kepada kedua orang tua kita, yang telah melahirkan kita ke dunia. Beruntunglah yang masih memiliki kedua orang tua. Mereka adalah keramat dan atau jimat yang harus terus kita jaga. Merekalah yang telah berjasa dalam kehidupan kita dan menghantarkan kita meraih kesuksesan kehidupan di dunia.

Saat ini usia orang tua kita terus bertambah. Fisik mereka pun semakin lemah. Raih kedua tangan mereka yang sudah mulai keriput namun penuh dengan berkah. Cium tangan mereka, peluk erat tubuhnya. Minta maaflah kepada mereka dengan setulus hati dan jiwa.

Percayalah, sesukses apapun kiprah kita di dunia, tidak ada apa-apanya di hadapan mereka. Merekalah yang telah menjadikan kita mampu meraih ini semua. Allah Berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا   

“Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada orang tua. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (Surat Al-Isra’ ayat 23).  

Dalam kitab Tafsir Marah Labid Jilid I, halaman 522,  Syekh Nawawi Banten menjelaskan bahwa anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tua. Beliau mengingatkan bahwa orang tua telah memberikan kasih sayang dan berkorban tanpa batas dalam mendidik serta membesarkan anak-anak mereka. Sehingga sebagai anak, kita wajib membalas kebaikan mereka, meskipun apa yang kita lakukan tidak akan pernah sebanding dengan pengorbanan yang telah mereka berikan dalam hidup kita.

Berbakti ini tidak hanya saat mereka hidup di dunia. Bagi orang tuanya yang sudah meninggal dunia, bukan berarti selesai bakti kita kepada mereka.

Ziarahi makamnya. Berdoalah kepada Allah untuk mengampuni segala dosa dan menerima amal ibadahnya. Bukan harta, jabatan, dan materi dunia yang mereka harapkan dari anak-anaknya. Namun untaian doa dan kebaikan para penerusnya yang mereka nanti-nantikan di alam kuburnya.

Semoga Allah swt menerima amal ibadahnya dan mengampuni dosa-dosanya. Semoga Allah menerima doa-doa kita untuk orang tua kita. Amin.

اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Kaum muslimin wal muslimat yang dimuliakan Allah.

Marilah dengan hati terbuka, dengan dada yang lapang, dan dengan muka yang jernih, serta dengan tangan terulurkan, kita saling maaf-memaafkan, sambil mengibarkan panji-panji persatuan dan kesatuan, bendera kedamaian dan As-salam, sambil berdoa:

اَللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ . أَنْتَ رَبَّنَا ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Ya Allah Engkaulah Yang Maha Damai, dari-Mu bersumber kedamaian, kepada-Mu kembali kedamaian. Tuhan kami, hidupkanlah kami dengan penuh kedamaian dan masukkanlah kami kelak ke surga negeri yang penuh kedamaian. Engkau Pemelihara kami, lagi Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.

Semoga dengan kita saling memaafkan, kita mampu membangun kesejahteraan dan keberkahan bagi NKRI dengan Tolak Radikalisme, Tolak Korupsi, Tolak Terorisme, Tolak Hoax, Tolak Ujaran kebencian dan segala sesuatu yang dapat memecahkan persatuan kita, sehingga negeri Jambi dan negara Indonesia ini menjadi dambaan yang senantiasa diberkahi Allah sehingga terwujud بلدة طيبة ورب غفور. Amin Ya Rabb ”Bersihkan Hati Sucikan Pikiran di hari nan Fitri”Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H/2025 M

جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Ust. Dr. H. Hasbullah Ahmad, MA.

Kunjungi Web : www.quhasschooljambi.sch.id


 

Khutbah II Idul Fitri 1446

الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاّاَلله ُوَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ إِلاّاَلله ُوَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ. الحَمْدُ لِلّهِ حَمْداً كَثِيْرًا كَماَ أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ إِرْغاَماً لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلَآئِقِ وَالبَشَرِ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ المحشر. أَمَّا بَعْدُ: فَيآأَيُّهاَالحاَضِرُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَافْعَلُوْاالخَيْرَ وَاجْتَنِبُوْآ عَنِ السَّيِّآتِ. وَاعْلَمُوْآ أَنَّ الله َأَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّابِمَلَآئِكَةِ المُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقاَلَ تعالى فِيْ كِتاَبِهِ الكَرِيْمِ أَعُوْذُ باِلله ِمِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَحِيْمِ. إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآأَيُّهاَالَّذِيْنَ آمَنُوْآ صَلُّوْآ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. فَأَجِيْبُوْآالله َاِلَى مَادَعَاكُمْ وَصَلُّوْآ وَسَلِّمُوْأ عَلَى مَنْ بِهِ هَدَاكُمْ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصِحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَارْضَ الله ُعَنَّا بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الراَحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِناَتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعُ قَرِيْبٌ مُجِيْبٌ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ اصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللّهُمَّ انْصُرْ أُمَّةَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللّهمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ. وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الدِّيْنَ. وَاجْعَلْ بَلْدَتَناَ إِنْدُوْنِيْسِيَّا هَذِهِ بَلْدَةً اَمِنَةً مُطْمَئنَةً البَلَدُ الأَمِيْنُ ياَ حَيُّ ياَ قَيُّوْمُ. يآاِلهَناَ وَإِلهَ كُلِّ شَيْئٍ. هَذَا حَالُناَ ياَالله ُلاَيَخْفَى عَلَيْكَ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنّاَ الغَلآءَ وَالبَلآءَ وَالوَبآءَ وَالفَحْشآءَ وَالمُنْكَرَ وَالبَغْيَ وَالسُّيُوفَ المُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ وَالِمحَنَ ماَ ظَهَرَ مِنْهَا وَماَ بَطَنَ مِنْ بَلَدِناَ هَذاَ ِنْدُوْنِيْسِيَّا خاَصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ المُسْلِمِيْنَ عاَمَّةً ياَ رَبَّ العَالمَيِنَ. اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الكَفَرَةَ وَالمُبْتَدِعَةِ وَالرَّافِضَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلاَيَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ. اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَالَنَا فِي رَمَضَانَ عِيْدُكُمْ مُبَارَكٌ وَعَسَاكُمْ مِنَ العَائِدِيْنَ وَالفَائِزِيْنَ في كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ وَلِإِخْوَانِناَ الَّذِيْنَ سَبَقُوْناَ بِالإِيمْاَنِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِناَ غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيْمٌ. رَبَّناَ آتِناَ فِيْ الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ وَالحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العاَلمَيِنَ فَيَا عِبَادَ الله اِن الله يَأمُرُ بِالعَدْلِ وَالِاحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى القٌرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ الله أَكْبَرُ وَالله يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Download Versi PDF disini!
atau Kunjungi Website kami www.quhasschooljambi.sch.id


 Khutbah Jumat Masjid Fathurahman Kenali Besar Jambi


Intropeksi Diri dengan Amanah dari Allah SWT

Ust Dr H Hasbullah Ahmad, MA(Owner Sekolah Qur’an Hadis dan Sains Jambi, Dosen Tetap Ilmu al-Qur’an, tafsir dan Hadis UIN STS Jambi, Wakil Rois Syuriah PWNU Jambi dan Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Kota Jambi, Wakil Pimpinan Ponpes PKP al Hidayah Jambi)

DOWNLOAD PDF DISINI!

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أُوْلَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللّهِ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ: اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah SWT

Taqwa merupakan kunci kemuliaan dalam kehidupan kita, mari kita sempurnakan taqwa kita dimanapun berada dan kapanpun waktunya dan salah satu wujud taqwa adalah syukur nikmat, Ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki. Allah SWT berfirman :

وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ

{Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.} (QS. Ibrahim: 34)

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Kita memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. kita menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya. Allah SWT berfirman :

وَأَسۡبَغَ عَلَيۡكُمۡ نِعَمَهُۥ ظَٰهِرَةٗ وَبَاطِنَةٗۗ

{Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin.}(QS. Luqman: 20)

 

Kita memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki, bahkan Allah SWT mengingatkan berulang-ulang dalam al Qur’an :

فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

{Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?} (QS. Ar-Rahman: 13)

 

Apakah kita mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah kita mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah? Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar kita masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah kita merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar kita yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?

 

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah

Coba kita pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan kita dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata kita yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit kita yang terbebas dari berbagai penyakit. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak kita yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.

 

Adakah kita ingin menukar mata kita dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran kita seharga perak satu bukit? Apakah kita mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah kita, hingga kita bisu? Maukah kita menukar kedua tangan kita dengan untaian mutiara, sementara tangan kita buntung? Begitulah, sebenarnya kita berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempumaan tubuh, tetapi kita tidak menyadarinya. kita tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisash, meskipun kita masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat. kita acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga kita pun lupa mensyukuri yang sudah ada.

 

Jiwa kita mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya kita masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagian, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah! Allah SWT berfirman :

وَفِيٓ أَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ

{Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.} (QS. Adz-Dzariyat: 21)

 

Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling kita. Dan janganlah termasuk golongan sebagaimana firman Allah :

يَعۡرِفُونَ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ ثُمَّ يُنكِرُونَهَا

{Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.} (QS. An-Nahl: 83)

 

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

SubhanaLLAH tanpa kita sadari hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun kita sebentar lagi berada pada tahun baru Islam yaitu 1446 Hijriah, Semoga dengan perubahan tahun ini kita mampu menjalankan segala amanah dengan maksimal sehingga terwujud al Balad al-Amin (Negeri yang aman, damai, sejahtera dan sentosa).  Karena Amanah adalah tanggungjawab kita bersama untuk menghadirkan kebaikan dunia dan juga kebaikan akhirat.

 

Menjalankan amanah dan menjaganya bukanlah perkara yang bisa dilakukan semudah membalik telapak tangan. Allah SWT telah menjelaskan tentang beratnya amanah di dalam firman-Nya,

إِنَّا عَرَضْنَا اْلأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا اْلإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً

Sesungguhnya, Kami telah menawarkan amanah (yaitu menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan meninggalkan seluruh larangan-Nya) kepada seluruh langit dan bumi serta gunung-gunung. Maka, semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu banyak berbuat dzalim dan amat bodoh.” (Al-Ahzab: 72)

 

Di dalam ayat tersebut kita mengetahui, bahwa makhluk-makhluk Allah SWT yang sangat besar tidak bersedia menerima amanah yang ditawarkan kepada mereka. Yaitu amanah yang berupa menjalankan syariat yang Allah SWT turunkan melalui utusan-Nya. Mereka enggan untuk menerima amanah tersebut bukan karena ingin menyelisihi Allah SWT.

 

Bukan pula karena mereka tidak berharap balasan Allah yang sangat besar dengan menjalankan amanah tersebut. Akan tetapi, mereka menyadari betapa beratnya memikul amanah. Sehingga, mereka khawatir akan menyelisihi amanah tersebut yang berakibat akan terkena siksa Allah SWT yang sangat pedih. Hanya saja, manusia dengan berbagai kelemahannya, memilih untuk menerima amanah tersebut. Sehingga kemudian terbagilah manusia menjadi tiga kelompok.

 

Kelompok yang pertama adalah orang–orang yang menampakkan dirinya seolah-olah menjalankan amanah. Yaitu dengan menampakkan keimanannya namun sesungguhnya mereka tidak beriman. Mereka itulah yang disebut orang–orang munafik. Naudzu billah kita berlindung kepada Allah SWT dari sifat ini

 

Kelompok kedua adalah orang-orang yang dengan terang-terangan menyelisihi amanah tersebut. Yaitu mereka tidak mau beriman baik secara lahir maupun batin. Mereka adalah orang-orang kafir dan musyrikin. Naudzu billah kita berlindung kepada Allah SWT dari sifat ini

 

Sedangkan kelompok ketiga adalah orang-orang yang menjaga amanah yaitu orang-orang yang beriman baik secara lahir maupun batin. Inilah kelompok yang kita harapkan dikepemimpinan saat ini menjalankan amanah dengan penuh tanggungjawab lahir dan bathin...

 

Pergantian tahun merupakan momen penting untuk melakukan introspeksi diri (muhasabah), menghitung-hitung kualitas iman, ilmu, dan amal yang telah kita perbuat. Umar bin Khathab menyatakan,

حاسبو قبل ان تحاسبوا

''Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab”.

 

Bagi seorang Muslim, sebenarnya setiap pergantian waktu, hari demi hari, bahkan mungkin detik demi detik, menit demi menit, dan jam demi jam, merupakan momentum untuk introspeksi menuju kualitas iman, ilmu, dan amal yang lebih baik.

Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Dengan kata lain, setiap Muslim dituntut untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Ada kalimat nasehat menyatakan,

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرٌ مِنْ اَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مُسَاوِ بِيَوْمِهِ فَهُوَ خَاسِرٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ اَسَرَ مِنْ اَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi. Dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin adalah orang celaka" (kalimat nasihat).

 

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah

Persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari dan tahun 1446 Hijriah ini. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada-Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan kita hari dengan penuh keridhaan. Allah SWT Ingatkan kita dalam FirmanNya :

فَخُذۡ مَآ ءَاتَيۡتُكَ وَكُن مِّنَ ٱلشَّٰكِرِينَ

{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur.}(QS. Al-A'raf: 144)

 

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Semoga pergantian tahun Hijriah 1446 H, mengingatkan diri kita untuk senantiasa intropeksi diri menuju hidup yang sukses dan mandiri, Dan semoga apa yang khatib sampaikan bisa menjadi jembatan perbaikan diri kita untuk mengenal diri lebih mendalam dan lebih bernilai untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menjalankan amanah atau tanggungjawab dalam kehidupan kita. Jangan termakan berita bohong (hoaxs) yang dapat memecahkan persatuan kita... kita jaga persatuan dan kesatuan menuju Indonesia yang barakah. Amin...

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. 

 


 



DOWNLOAD PDF DISINI!


Khutbah Jumat Masjid Baitul Izza Mayang:

A picture containing person

Description automatically generatedViralnya Judi Online, Kuatkan Ketaqwaan.

Ust Dr H Hasbullah Ahmad, MA

(Owner Sekolah Qur’an Hadis dan Sains Jambi, Dosen Tetap Ilmu al-Qur’an, tafsir dan Hadis UIN STS Jambi, Wakil Rois Syuriah PWNU Provinsi Jambi dan Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Kota Jambi, Wakil Pimpinan Ponpes PKP al Hidayah Jambi)

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

الحمدُ لله معطي الجزيلَ لمنْ أطاعه ورَجَاه، وشديد العقاب لمن أعرضَ عن ذكره وعصاه، اجْتَبَى من شاء بفضلِهِ فقرَّبَه وأدْناه، وأبْعَدَ مَنْ شاء بعَدْلِه فولاَّه ما تَولاَّه، أنْزَل القرآنَ رحمةً للعالمين ومَنَاراً للسالِكين فمنْ تمسَّك به نال منَاه، ومنْ تعدّى حدوده وأضاع حقُوقَه خسِر دينَه ودنياه، أحْمدُه على ما تفضَّل به من الإِحسانِ وأعطاه، وأشْكره على نِعمهِ الدينيةِ والدنيويةِ وما أجْدَرَ الشاكرَ بالمزيدِ وأوْلاه،  وأصلِّي وأسَلِّم على نبينا محمدٍ عبدِه ورسولِه المُصْطَفَى وأشهد أنْ لا إِله إلاَّ الله وحده لا شريك له الكاملُ في صفاتِهِ المتعالي عن النُّظَراءِ والأشْباءه، وأشهد أنَّ محمداً عبدُه ورسولُه الَّذِي اختاره على البشر واصْطفاه، صلَّى الله عليه وعلى آلِهِ وأصحابه والتابعينَ لهم بإِحسانٍ ما انْشقَّ الصبحُ وأشْرقَ ضِياه، وسلَّم تسليماً كَثِيْرًا. أمَّابَعْدُ  فيا ايها الناس اتقوالله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِۗ قُلْ فِيْهِمَآ اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِۖ وَاِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَاۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ەۗ قُلِ الْعَفْوَۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ 

 

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia.

Taqwa menjadi kunci kebaikan dalam kehidupan kita, dengan Taqwa akan banyak kebaikan yang Allah anugerahkan, taqwa akan melahirkan jalan keluar dalam kehidupan serta rezeki datang tanpa disangka sangka, setiap ada masalah akan di mudahkan, akan wujud keberkahan dari langit dan bumi, maka khatib mengingatkan diri sendiri dan jama’ah sekalian untuk senantiasa menyempurnakan ketaqwaan dalam keadaan dan situasi apapun.

Kita baru selesai melaksanakan Idul Adha 1445 H dengan 2 Amaliyah, Yang menunaikan haji telah selesai dengan sederet rukun, syarat dan wajibnya dalam haji semoga mereka Maqbul dan Mabrur, dan kita baru selesai juga melaksanakan Qurban sebagai shahibul qurban semoga Qurban kita menjadikan kita mulia dan sempurna dengan ketaqwaan disisi Allah SWT.

Komitmen ketaqwaan harus kita perkuat kapan pun dan di manapun kita berada. Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi:

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

”Bertakwalah kepada Allah swt di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.”  

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia.

Di antara perintah dari Allah dalam kehidupan di dunia ini adalah senantiasa mencari rezeki yang halal bagi diri kita dan keluarga kita. Dan hal yang menjadi larangan Allah adalah mencari rezeki dengan cara yang haram seperti dengan aktivitas berjudi atau mengundi nasib dan keberuntungan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-maidah ayat 90:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ    

“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung."   

Dalam ayat ini, Allah dengan tegas mengingatkan umat Islam untuk menjauhi judi karena merupakan perbuatan setan yang diciptakan memang untuk menggoda manusia agar mengikuti langkah-langkahnya menuju neraka. Modus setan ini diterangkan lebih lanjut dalam ayat selanjutnya yakni di ayat 91:

اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطٰنُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاۤءَ فِى الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَعَنِ الصَّلٰوةِ فَهَلْ اَنْتُمْ مُّنْتَهُوْنَ

“Sesungguhnya setan hanya bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu melalui minuman keras dan judi serta (bermaksud) menghalangi kamu dari mengingat Allah dan (melaksanakan) shalat, maka tidakkah kamu mau berhenti?"  

Dari dua ayat ini kita harus menyadari bahwa ada konspirasi jahat yang dilakukan setan untuk menjerumuskan siapapun yang melakukan aktivitas judi. Terlebih di era modern saat ini, aktivitas judi bisa dengan mudah dijumpai dengan berbagai model dan jenisnya seperti yang marak saat ini melalui sistem judi online.

Bagi yang sudah kecanduan, maka judi online bisa memunculkan hal-hal jahat yang menghancurkan kehidupannya. Jika kita renungi, kata ‘Judi’ di awali dengan huruf J yang bisa kita maknai dengan kata ‘Jahat’. Judi memang aktivitas yang jahat karena selain merupakan ajakan setan, judi online juga akan menghancurkan kehidupan seseorang. Judi memunculkan angan-angan panjang (thûlul amâl) yang mendatangkan kehancuran.

Kejahatan lain dari judi adalah bisa memunculkan kejahatan-kejahatan lainnya. Banyak contoh kasus dan kejadian kejahatan yang timbul akibat berjudi seperti pencurian, perampokan, permusuhan, bahkan pembunuhan. Naudzubillah min dzalik.  

Ali bin Abi Thalib pernah berkata yang diriwayatkan Abu Nu'aim: "Perkara yang paling aku takutkan adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Adapun mengikuti hawa nafsu, ia akan memalingkan dari kebenaran. Adapun panjang angan-angan, ia akan membuat lupa akan akhirat"  

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia.

Selanjutnya huruf kedua dari kata judi adalah U yang bisa kita artikan Utang. Utang di sini dalam artian utang yang melilit dan menyulitkan kehidupan seseorang. Hal ini sering dianalogikan dengan istilah gali lubang tutup lubang. Bagi yang sudah kecanduan judi, maka ia tidak lagi menginvestasikan uang yang dimiliki untuk hal-hal yang baik. Karena terbayang keuntungan yang banyak dan instan, mereka rela menumpuk utang untuk berjudi yang pada akhirnya semua hartanya bisa ludes. Akibat tidak bisa menutup lubang utang yang digalinya akhirnya lubang menjadi semakin besar dan menjerumuskannya ke dasar jurang.  

Huruf ketiga dari judi adalah D yang bisa kita artikan Depresi. Memang, dampak yang diakibatkan aktivitas judi bukan hanya bersifat materi saja. Dampak moral dan mental juga bisa muncul seperti depresi akibat kecanduan dan banyaknya utang yang harus ia tanggung. Depresi bukan hanya ditanggung oleh pelaku, namun keluarga dan orang terdekatnya pun juga bisa terdampak depresi. Akibat depresi, orang pun tidak bisa berfikir dengan jernih dan melakukan tindakan yang di luar akal.  

Di antara dampak moral lainnya tergambar dari huruf keempat yakni I yang bisa kita artikan sebagai isolasi. Orang yang kencanduan judi sebenarnya sedang membangun tembok pembatas yang membuatnya terkungkung dan tidak bebas. Bagaimana tidak? Dari ayat 91 surat Al-Maidah yang sudah dibacakan dan dijelaskan tadi jelas disebutkan bahwa judi bisa menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara manusia.

Orang yang banyak musuh tentu akan banyak pihak yang membencinya. Sehingga kondisi ini akan membuatnya terisolasi dan tidak memiliki banyak teman dalam kehidupan sehari-hari.  

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia.

Itulah dampak dari judi yang akan merugikan pelakunya sendiri baik moril maupun materiil. Bukan hanya kepada dirinya sendiri, namun juga berdampak negatif pada orang lain khususnya keluarga dan orang-orang dekat yang seharusnya disayang dan dicintai. Akibat judi semuanya jadi berantakan dan benar adanya: Judi adalah angan-angan pembawa kehancuran.   Semoga kita diberikan perlindungan dari Allah dari segala hal buruk yang bisa menghancurkan kehidupan kita. Amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 


Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh Ollustrator. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget