PENGUMUMAN
HASIL SELEKSI PENERIMAAN SANTRI BARU (PSB)
MI QUHAS PRIMARY SCHOOL TAHAP I
TP. 2025/2026
DAPAT DILIHAT DISINI!
Intropeksi Diri dengan Amanah dari Allah SWT
Ust Dr H Hasbullah Ahmad, MA(Owner Sekolah Qur’an Hadis dan Sains Jambi, Dosen Tetap Ilmu al-Qur’an, tafsir dan Hadis UIN STS Jambi, Wakil Rois Syuriah PWNU Jambi dan Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Kota Jambi, Wakil Pimpinan Ponpes PKP al Hidayah Jambi)
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ
هَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أُوْلَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللّهِ
وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ
اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا
إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ: اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا
تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah SWT…
Taqwa merupakan kunci kemuliaan dalam kehidupan
kita, mari kita sempurnakan taqwa kita dimanapun berada dan kapanpun waktunya
dan salah satu wujud taqwa adalah syukur nikmat, Ingatlah setiap nikmat yang
Allah anugerahkan kepada kita. Karena
Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak
kaki. Allah SWT berfirman :
وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ لَا
تُحۡصُوهَآۗ
{Jika kamu menghitung nikmat
Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.} (QS. Ibrahim: 34)
Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan,
udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Kita
memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. kita menguasai kehidupan,
tetapi tak pernah mengetahuinya. Allah SWT berfirman :
وَأَسۡبَغَ عَلَيۡكُمۡ نِعَمَهُۥ ظَٰهِرَةٗ
وَبَاطِنَةٗۗ
{Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan
batin.}(QS. Luqman: 20)
Kita memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua
tangan dan dua kaki, bahkan Allah SWT mengingatkan berulang-ulang dalam al
Qur’an :
فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
{Maka nikmat Rabb
kamu yang manakah yang kamu dustakan?} (QS. Ar-Rahman: 13)
Apakah kita mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki
itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan
jalan terus menerus tiada henti? Apakah kita mengira bahwa berdiri tegak di
atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat
dan suatu ketika patah? Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala
tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar kita masih banyak yang tidak
bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah kita merasa nista manakala
dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di
sekitar kita yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah…
Coba kita pikirkan, betapa besarnya fungsi
pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan kita dari ketulian. Coba renungkan
dan raba kembali mata kita yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit kita yang
terbebas dari berbagai penyakit. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak
kita yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.
Adakah kita ingin menukar mata kita dengan emas
sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran kita seharga perak satu bukit?
Apakah kita mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah kita,
hingga kita bisu? Maukah kita menukar kedua tangan kita dengan untaian mutiara, sementara
tangan kita buntung? Begitulah, sebenarnya kita berada dalam kenikmatan tiada
tara dan kesempumaan tubuh, tetapi kita tidak menyadarinya. kita tetap merasa
resah, suntuk, sedih, dan gelisash, meskipun kita masih mempunyai nasi hangat
untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas,
dan kesehatan untuk terus berbuat. kita acapkali memikirkan sesuatu yang tidak
ada, sehingga kita pun lupa mensyukuri yang sudah ada.
Jiwa kita mudah terguncang hanya karena kerugian
materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya kita masih memegang kunci
kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagian, karunia, kenikmatan, dan
lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah! Allah SWT
berfirman :
وَفِيٓ أَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ
{Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah
kamu tidak memperhatikan.} (QS. Adz-Dzariyat: 21)
Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri,
keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling
kita. Dan janganlah termasuk golongan sebagaimana firman Allah :
يَعۡرِفُونَ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ ثُمَّ
يُنكِرُونَهَا
{Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka
mengingkarinya.} (QS.
An-Nahl: 83)
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
SubhanaLLAH tanpa kita
sadari hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun kita sebentar
lagi berada pada tahun baru Islam yaitu 1446 Hijriah, Semoga dengan perubahan
tahun ini kita mampu menjalankan segala amanah dengan maksimal sehingga
terwujud al Balad al-Amin (Negeri yang aman, damai, sejahtera dan
sentosa). Karena Amanah adalah
tanggungjawab kita bersama untuk menghadirkan kebaikan dunia dan juga kebaikan
akhirat.
Menjalankan
amanah dan menjaganya bukanlah perkara yang bisa dilakukan semudah membalik
telapak tangan. Allah SWT telah menjelaskan tentang beratnya amanah di dalam firman-Nya,
إِنَّا عَرَضْنَا اْلأَمَانَةَ عَلَى
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا
وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا اْلإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً
“Sesungguhnya, Kami telah menawarkan amanah (yaitu menjalankan
perintah-perintah Allah SWT dan meninggalkan
seluruh larangan-Nya) kepada seluruh langit dan bumi serta gunung-gunung. Maka, semuanya enggan untuk
memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu banyak berbuat dzalim dan
amat bodoh.”
(Al-Ahzab: 72)
Di dalam ayat tersebut kita mengetahui, bahwa makhluk-makhluk Allah SWT yang sangat besar tidak bersedia
menerima amanah yang ditawarkan kepada mereka. Yaitu amanah yang berupa menjalankan
syariat yang Allah SWT turunkan melalui utusan-Nya. Mereka enggan untuk menerima amanah
tersebut bukan karena ingin menyelisihi Allah SWT.
Bukan
pula karena mereka tidak berharap balasan Allah yang sangat besar dengan
menjalankan amanah tersebut. Akan tetapi, mereka menyadari betapa beratnya
memikul amanah. Sehingga, mereka khawatir akan menyelisihi amanah tersebut yang
berakibat akan terkena siksa Allah SWT yang sangat pedih. Hanya saja, manusia dengan berbagai
kelemahannya, memilih untuk menerima amanah tersebut. Sehingga kemudian
terbagilah manusia menjadi tiga kelompok.
Kelompok
yang pertama adalah orang–orang yang menampakkan dirinya seolah-olah
menjalankan amanah. Yaitu dengan menampakkan keimanannya namun sesungguhnya
mereka tidak beriman. Mereka itulah yang disebut orang–orang munafik. Naudzu billah
kita berlindung kepada Allah SWT dari sifat ini
Kelompok
kedua adalah orang-orang yang dengan terang-terangan menyelisihi amanah
tersebut. Yaitu mereka tidak mau beriman baik secara lahir maupun batin. Mereka
adalah orang-orang kafir dan musyrikin. Naudzu billah
kita berlindung kepada Allah SWT dari sifat ini
Sedangkan
kelompok ketiga adalah orang-orang yang menjaga amanah yaitu orang-orang
yang beriman baik secara lahir maupun batin. Inilah kelompok yang kita harapkan
dikepemimpinan saat ini menjalankan amanah dengan penuh tanggungjawab lahir dan
bathin...
Pergantian tahun merupakan momen penting untuk
melakukan introspeksi diri (muhasabah), menghitung-hitung kualitas iman, ilmu,
dan amal yang telah kita perbuat. Umar bin Khathab menyatakan,
حاسبو
قبل ان تحاسبوا
''Koreksilah diri kalian sebelum kalian
dihisab”.
Bagi seorang Muslim, sebenarnya setiap
pergantian waktu, hari demi hari, bahkan mungkin detik demi detik, menit demi
menit, dan jam demi jam, merupakan momentum untuk introspeksi menuju kualitas
iman, ilmu, dan amal yang lebih baik.
Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya selalu lebih baik dari
hari-hari sebelumnya. Dengan kata lain, setiap Muslim dituntut untuk menjadi
lebih baik dari hari ke hari. Ada kalimat nasehat menyatakan,
مَنْ
كَانَ يَوْمُهُ خَيْرٌ مِنْ اَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مُسَاوِ
بِيَوْمِهِ فَهُوَ خَاسِرٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ اَسَرَ مِنْ اَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ
Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari
kemarin adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan
kemarin, berarti orang merugi. Dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin
adalah orang celaka" (kalimat nasihat).
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah…
Persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari dan
tahun 1446 Hijriah ini. Ber-istighfar-lah atas semua dosa,
ingatlah selalu kepada-Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam
keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan!
Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan
jabatan kita hari dengan penuh keridhaan. Allah SWT Ingatkan kita dalam
FirmanNya :
فَخُذۡ مَآ ءَاتَيۡتُكَ وَكُن مِّنَ
ٱلشَّٰكِرِينَ
{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku
berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur.}(QS. Al-A'raf: 144)
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Semoga pergantian tahun Hijriah 1446 H, mengingatkan diri kita untuk senantiasa intropeksi
diri menuju hidup yang sukses dan mandiri, Dan semoga apa yang khatib sampaikan bisa menjadi
jembatan perbaikan diri kita untuk mengenal diri lebih mendalam dan lebih
bernilai untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menjalankan amanah atau
tanggungjawab dalam kehidupan kita. Jangan
termakan berita bohong (hoaxs) yang dapat memecahkan persatuan kita... kita jaga
persatuan dan kesatuan menuju Indonesia yang barakah. Amin...
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.
DOWNLOAD PDF DISINI!
Khutbah Jumat Masjid Baitul Izza Mayang:
Viralnya Judi
Online, Kuatkan Ketaqwaan.
Ust Dr H Hasbullah Ahmad, MA
(Owner Sekolah Qur’an Hadis dan Sains Jambi,
Dosen Tetap Ilmu al-Qur’an, tafsir dan Hadis UIN STS Jambi, Wakil Rois Syuriah
PWNU Provinsi Jambi dan Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Kota Jambi, Wakil
Pimpinan Ponpes PKP al Hidayah Jambi)
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
الحمدُ لله معطي الجزيلَ لمنْ أطاعه ورَجَاه،
وشديد العقاب لمن أعرضَ عن ذكره وعصاه، اجْتَبَى من شاء بفضلِهِ فقرَّبَه وأدْناه،
وأبْعَدَ مَنْ شاء بعَدْلِه فولاَّه ما تَولاَّه، أنْزَل القرآنَ رحمةً للعالمين
ومَنَاراً للسالِكين فمنْ تمسَّك به نال منَاه، ومنْ تعدّى حدوده وأضاع حقُوقَه
خسِر دينَه ودنياه، أحْمدُه على ما تفضَّل به من الإِحسانِ وأعطاه، وأشْكره على
نِعمهِ الدينيةِ والدنيويةِ وما أجْدَرَ الشاكرَ بالمزيدِ وأوْلاه، وأصلِّي وأسَلِّم على نبينا محمدٍ عبدِه
ورسولِه المُصْطَفَى وأشهد أنْ لا إِله إلاَّ الله وحده لا شريك له الكاملُ في
صفاتِهِ المتعالي عن النُّظَراءِ والأشْباءه، وأشهد أنَّ محمداً عبدُه ورسولُه
الَّذِي اختاره على البشر واصْطفاه، صلَّى الله عليه وعلى آلِهِ وأصحابه
والتابعينَ لهم بإِحسانٍ ما انْشقَّ الصبحُ وأشْرقَ ضِياه، وسلَّم تسليماً
كَثِيْرًا. أمَّابَعْدُ فيا ايها الناس
اتقوالله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَسْـَٔلُوْنَكَ
عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِۗ قُلْ فِيْهِمَآ اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّمَنَافِعُ
لِلنَّاسِۖ وَاِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَاۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا
يُنْفِقُوْنَ ەۗ قُلِ الْعَفْوَۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ
لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia.
Taqwa
menjadi kunci kebaikan dalam kehidupan kita, dengan Taqwa akan banyak kebaikan
yang Allah anugerahkan, taqwa akan melahirkan jalan keluar dalam kehidupan
serta rezeki datang tanpa disangka sangka, setiap ada masalah akan di mudahkan,
akan wujud keberkahan dari langit dan bumi, maka khatib mengingatkan diri
sendiri dan jama’ah sekalian untuk senantiasa menyempurnakan ketaqwaan dalam keadaan
dan situasi apapun.
Kita
baru selesai melaksanakan Idul Adha 1445 H dengan 2 Amaliyah, Yang menunaikan
haji telah selesai dengan sederet rukun, syarat dan wajibnya dalam haji semoga
mereka Maqbul dan Mabrur, dan kita baru selesai juga melaksanakan Qurban sebagai
shahibul qurban semoga Qurban kita menjadikan kita mulia dan sempurna
dengan ketaqwaan disisi Allah SWT.
Komitmen
ketaqwaan harus kita perkuat kapan pun dan di manapun kita berada. Rasulullah
bersabda dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi:
اتَّقِ
اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ
النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
”Bertakwalah
kepada Allah swt di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu dengan
kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah
manusia dengan pergaulan yang baik.”
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia.
Di
antara perintah dari Allah dalam kehidupan di dunia ini adalah senantiasa
mencari rezeki yang halal bagi diri kita dan keluarga kita. Dan hal yang
menjadi larangan Allah adalah mencari rezeki dengan cara yang haram seperti
dengan aktivitas berjudi atau mengundi nasib dan keberuntungan. Allah berfirman
dalam Al-Qur’an surat Al-maidah ayat 90:
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ
وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنَ
“Wahai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban
untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji
(dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar
kamu beruntung."
Dalam
ayat ini, Allah dengan tegas mengingatkan umat Islam untuk menjauhi judi karena
merupakan perbuatan setan yang diciptakan memang untuk menggoda manusia agar
mengikuti langkah-langkahnya menuju neraka. Modus setan ini diterangkan lebih
lanjut dalam ayat selanjutnya yakni di ayat 91:
اِنَّمَا
يُرِيْدُ الشَّيْطٰنُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاۤءَ فِى
الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَعَنِ الصَّلٰوةِ
فَهَلْ اَنْتُمْ مُّنْتَهُوْنَ
“Sesungguhnya
setan hanya bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
melalui minuman keras dan judi serta (bermaksud) menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan (melaksanakan) shalat, maka tidakkah kamu mau
berhenti?"
Dari
dua ayat ini kita harus menyadari bahwa ada konspirasi jahat yang dilakukan
setan untuk menjerumuskan siapapun yang melakukan aktivitas judi. Terlebih di
era modern saat ini, aktivitas judi bisa dengan mudah dijumpai dengan berbagai
model dan jenisnya seperti yang marak saat ini melalui sistem judi online.
Bagi
yang sudah kecanduan, maka judi online bisa memunculkan hal-hal jahat yang
menghancurkan kehidupannya. Jika kita renungi, kata ‘Judi’ di awali dengan
huruf J yang bisa kita maknai dengan kata ‘Jahat’. Judi memang aktivitas yang
jahat karena selain merupakan ajakan setan, judi online juga akan menghancurkan
kehidupan seseorang. Judi memunculkan angan-angan panjang (thûlul amâl)
yang mendatangkan kehancuran.
Kejahatan
lain dari judi adalah bisa memunculkan kejahatan-kejahatan lainnya. Banyak
contoh kasus dan kejadian kejahatan yang timbul akibat berjudi seperti
pencurian, perampokan, permusuhan, bahkan pembunuhan. Naudzubillah min dzalik.
Ali
bin Abi Thalib pernah berkata yang diriwayatkan Abu Nu'aim: "Perkara yang
paling aku takutkan adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Adapun
mengikuti hawa nafsu, ia akan memalingkan dari kebenaran. Adapun panjang
angan-angan, ia akan membuat lupa akan akhirat"
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia.
Selanjutnya
huruf kedua dari kata judi adalah U yang bisa kita artikan Utang. Utang di sini
dalam artian utang yang melilit dan menyulitkan kehidupan seseorang. Hal ini
sering dianalogikan dengan istilah gali lubang tutup lubang. Bagi yang sudah
kecanduan judi, maka ia tidak lagi menginvestasikan uang yang dimiliki untuk
hal-hal yang baik. Karena terbayang keuntungan yang banyak dan instan, mereka
rela menumpuk utang untuk berjudi yang pada akhirnya semua hartanya bisa ludes.
Akibat tidak bisa menutup lubang utang yang digalinya akhirnya lubang menjadi
semakin besar dan menjerumuskannya ke dasar jurang.
Huruf
ketiga dari judi adalah D yang bisa kita artikan Depresi. Memang, dampak yang
diakibatkan aktivitas judi bukan hanya bersifat materi saja. Dampak moral dan
mental juga bisa muncul seperti depresi akibat kecanduan dan banyaknya utang
yang harus ia tanggung. Depresi bukan hanya ditanggung oleh pelaku, namun
keluarga dan orang terdekatnya pun juga bisa terdampak depresi. Akibat depresi,
orang pun tidak bisa berfikir dengan jernih dan melakukan tindakan yang di luar
akal.
Di
antara dampak moral lainnya tergambar dari huruf keempat yakni I yang bisa kita
artikan sebagai isolasi. Orang yang kencanduan judi sebenarnya sedang membangun
tembok pembatas yang membuatnya terkungkung dan tidak bebas. Bagaimana tidak?
Dari ayat 91 surat Al-Maidah yang sudah dibacakan dan dijelaskan tadi jelas
disebutkan bahwa judi bisa menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
manusia.
Orang
yang banyak musuh tentu akan banyak pihak yang membencinya. Sehingga kondisi
ini akan membuatnya terisolasi dan tidak memiliki banyak teman dalam kehidupan
sehari-hari.
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia.
Itulah
dampak dari judi yang akan merugikan pelakunya sendiri baik moril maupun
materiil. Bukan hanya kepada dirinya sendiri, namun juga berdampak negatif pada
orang lain khususnya keluarga dan orang-orang dekat yang seharusnya disayang
dan dicintai. Akibat judi semuanya jadi berantakan dan benar adanya: Judi
adalah angan-angan pembawa kehancuran. Semoga kita diberikan
perlindungan dari Allah dari segala hal buruk yang bisa menghancurkan kehidupan
kita. Amin.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ
بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ
الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ
الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ
وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah
Idul Adha 1445 H
Masjid
Nurul Hidayah Jambi Timur Kota Jambi
DOWNLAOD PDF DISINI!
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اللهُ أكْبَرُ
× 9 اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ
بُكْرَةً وَأَصِيلاً، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ
إِلَهَ إِلاًّ اللهُ اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.
الحَمْدُ
لله الَّذِي أرْشَدَ الخَلْقَ إلى أكْملِ الاَدَابِ، وَفتَحَ لَهُمْ مِنْ خَزاَئِنِ
رَحْمَتِهِ وَجُوْدِهِ كُلَّ باَبٍ، أنَارَ بَصَائِرَ المُؤْمِنِيْنَ فَأَدْرَكُوْا
الحَقَائِقَ وَطَلَبُوْا الثَّوابِ، وَأعْمَى بَصَائرَ المُعْرِضِيْنَ عَنْ طاَعَتِهِ
فَصَارَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ نُوْرِهِ حِجَابٌ، هُدَى أُوْلَئِكَ بِفَضْلِهِ وَرَحْمَتِهِ
وَأَضَلَّ الآخَرِيْنَ بِعَدْلِهِ وَحِكْمَتِهِ، إِنَّ فيِ ذَلِكَ لَذِكْرَى لِأُوْلىِ
الألبَابِ، وأشْهدُ أنْ لا إِله إِلاَّ الله وحده لا شريكَ له، له المَلِكُ
الْعَزيزُ الوَهَّاب، وأشْهدُ أنَّ محمداً عبدُه ورسولهُ المبعوثُ بأجَلِّ
العباداتِ وأَكمَلِ الآدابِ، صلَّى الله عليه وعلى جميع الالِ والأصْحَابِ، وعلى
التابعين لَهم بإحْسَانٍ إلى يومَ المَآب أما بعد، أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا
رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لاَ يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلاَ مَوْلُودٌ
هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغَرُورُ
الله اكبر الله اكبر الله اكبرولله الحمد
Jama’ah
Idul Adha yang dimuliakan Allah
Pada
pagi yang berbahagia ini, kita bertakbir menyebut Asma Allah. Takbir
mengagungkan Asma’ Allah dengan membuang sifat kesombongan yang melekat pada
diri kita. Takbir yang mengingatkan kita kembali untuk meneladani perjuangan
dan ketabahan nabi Ibrahim as yang telah diabadikan dalam Al-Qur’an. Sejarah
rasul yang berjuluk kekasih Allah (خَلِيْلُ الله)
dan juga Bapaknya Para Nabi (أبو الأنبياء) ini,
ditulis dengan tinta emas di dalam buku-buku sejarah. Sikap tabah dan teguhnya
dalam menjalankan perintah Allah, telah menjadikan nabi Ibrahim as sebagai
panutan umat sepanjang zaman. Pernyataan adanya keteladanan Nabiyullah Ibrahim as ini
diabadikan oleh Allah dalam firman-Nya,
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي
إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan-nya “ (QS. Al-Mumtahanah : 4) Sementara, tentang
keharuman namanya sepanjang zaman, pun Allah telah menuturkan dalam firman-Nya,
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي اْلأَخِرِينَ
Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di
kalangan orang-orang yang datang kemudian. “ (QS. As-Shafat : 108)
الله
اكبر الله اكبر الله اكبرولله الحمد
Jama’ah
Idul Adha yang dimuliakan Allah
Keteladanan
yang dapat kita peroleh dari Nabi Ibrahim adalah keteguhan beliau dalam
memegang prinsip, khususnya prinsip tauhid. Dalam menghadapi tantangan seberat
apapun, termasuk saat dia berhadapan dengan ayahandanya Azar sendiri yang
syirik, beliau sangat teguh. Kita perhatikan firman Allah dalam Q.S. at-Taubah:
114 berikut:
وَمَاكَانَ
اسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لأَبِيهِ إِلاَّ عَن مَّوْعِدَةٍ وَعَدَهَآ إِيَّاهُ فَلَمَّا
تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ للهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ
لأَوَّاهٌ حَلِيمٌ
“Dan
permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah
karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala
jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas
diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut
hatinya lagi penyantun.”
Dari
ayat itu pula kita dapat informasi bahwa Nabi Ibrahim juga seorang yang lembut
dan penyantun. Sikap keras dalam memegang prinsip tauhid, tidak lantas membuat
sikap terhadap sesama manusia menjadi sedemikian keras dan kaku. Hubungan baik
dengan sesama manusia tetap dijaga, karena pada hakekatnya seorang nabi, dan
mungkin juga seorang ustadz atau pemimpin ummat saat ini adalah pelayan
masyarakat yang harus punya sikap lemah lembut.
الله
اكبر الله اكبر الله اكبرولله الحمد
Jama’ah
Idul Adha yang dimuliakan Allah
Keteladanan
lain dari Nabi Ibrahim as adalah pejuang sejati yang tidak mempunyai rasa putus
asa jika menghadapi tantangan yang berat. Kegigihan dalam perjuangan ini perlu
ditiru mengingat tantangan dakwah Islam akhir-akhir ini juga menghadapi
tantangan jaman yang kian berat. dalam Qur’an Surah al-Anbiya: ayat 51 sampai 69
menyuguhkan kisah keteguhan Nabi Ibrahim bahkan saat berhadapan dengan
kekuasaan sekalipun. Nabi Ibrahim as berprinsip, bahwa kebenaran adalah
kebenaran yang tidak bisa ditawar-tawar. Hal ini tentu berbeda dengan
kebanyakan para pemimpin ummat kita sekarang yang mudah menjual kebenaran untuk
ditukar dengan kekuasaan dan uang. Karena keteguhan Nabi Ibrahim as ini,
kemudian Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim dari hukuman api yang membakar,
seperti tergambar dalam Q.S. al-Anbiya: 69
قُلْنَا
يَانَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلاَمًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ
“Kami
berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”
الله
اكبر الله اكبر الله اكبرولله الحمد
Jama’ah
Idul Adha yang dimuliakan Allah
Puncak
keteladanan Nabi Ibrahim adalah kerelaan beliau mengorbankan apa saja untuk
Allah SWT. Termasuk harus mengorbankan sang putra tercinta Nabi Ismail as.
Allah SWT menggambarkan pengorbanan Nabi
Ibrahim as itu dalam sebuah dialog antara Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail yang
terekam dalam Q.S. ash-Shaffat: 102:
فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي
أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَاتُؤْمَرُ
سَتَجِدُنِي إِن شَآءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar.”
Walaupun
kemudian di saat Nabi Ibrahim as sudah bersiap hendak menyembelih Nabi Ismail
as, Allah SWT menggantinya dengan seekor hewan sembelihan, seperti
diinformasikan dalam Q.S. ash-Shaffat: 107:
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
“Dan
Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”
الله
اكبر الله اكبر الله اكبرولله الحمد
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah.
Dalam konteks sekarang ini, pengorbanan Nabi Ibrahim as
tersebut harus tetap kita apresiasikan. Dalam berbagai macam cara seperti menunaikan
haji bagi yang mampu serta berkurban hewan ternak bagi umat Islam yang memiliki
cukup kelebihan harta untuk melaksanakannya. Berkurban tidak sekedar
mengalirkan darah binatang ternak, tidak hanya memotong hewan kurban, namun
lebih dari itu, berkurban berarti ketundukan total terhadap semua perintah
Allah swt & sikap menghindar dari hal-hal yang dilarang-Nya. Berkurban
adalah berarti wujud ketaatan dan peribadatan seseorang, dan karenanya seluruh
sisi kehidupan seseorang bisa menjadi manifestasi sikap berkurban.
Berkurban juga berarti upaya menyembelih hawa nafsu dan
memotong kemauan syahwat yang selalu menyuruh kepada kemungkaran dan kejahatan.
Seandainya sikap menyembelih hawa nafsu ini dimiliki oleh umat Islam, Subhanallah,
umat Islam akan maju dalam segalanya. Betapa tidak, bagi yang berprofesi
sebagai guru, ia berkurban dengan ilmunya. Pengusaha ia berkurban dengan
bisnisnya yang fair dan halal. Politisi ia berkurban demi kemaslahatan umum dan
bukan kelompoknya. Pemimpin ia berkurban untuk kemajuan rakyat dan bangsanya
bukan untuk pribadinya dan begitu seterusnya.
Semangat
pengorbanan Nabi Ibrahim as perlu kita kobarkan kembali. Sebuah semangat
mengorbankan ego untuk mengedepankan loyalitas keummatan. Kita gambarkan semangat
pengorbanan itu dengan menyembelih hewan kurban pada hari Idul Adha ini,
sebagai simbol kecintaan kita kepada millah Ibrahim yang hanif. Hanya
saja yang perlu kita ingat, bahwa menyembelih hewan kurban bukanlah pengorbanan
yang sesungguhnya yang dikehendaki Allah. Dengan semangat ini, bentuk-bentuk kejahatan akan bisa
diminimalisir bahkan dihilangkan di bumi pertiwi ini. Ini
tercermin dalam firman-Nya Q.S al-Hajj: 37
لَن
يَنَالَ اللهَ لُحُومُهَا وَلاَدِمَآؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ
سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَاهَدَاكُمْ وَبَشِّرِ
الْمُحْسِنِينَ
“Daging-daging
unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah
menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”.
الله
اكبر الله اكبر الله اكبرولله الحمد
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah.
Sebuah Kisah Inspiratif,
yang bisa menyentuh hati kita... seorang tukang ojek berpenghasilan pas-pasan
rela berkorban dengan kambing Otawa yang terbaik disetiap tahunnya, ketika
ditanyakan perihal itu, dengan haru dia menjawab ”Untung Allah SWT hanya
menyuruh saya mengorbankan kambing, saya tidak sekuat nabi Ibrahim as yang rela
mengurbankan anaknya untuk Allah SWT, dan saya tidak kuat kalau anak saya yang
dikurbankan” SubhanaLLAH, dan dengan berbagi melalui Ibadah Qurban juga
akan memberikan kegembiraan, kebahagiaan dan kesenangan bagi saudara-saudara
kita yang tidak mampu, Rasanya miris hati kita ketika saudara kita sesama
muslim tertimpa musibah, banyak diantara mereka kehilangan orang tercinta dan
harta-harta mereka. seperti mirisnya hati kita ketika melihat fenomena dua anak
yang berbeda latar belakang, yang satu anak yang kaya lengkap dengan berbagai
kemewahan, ketika hari raya tiba mereka dengan semangat menyampaikan kepada
kedua orang tua mereka ”Pa... Adek mau makan daging”, si ayahpun dengan tegas
menjawab ”nanti ayah belikan daging yang paling okay” terus kembali lagi
meminta kepada ibundanya ”ma... belikan adek baju baru dong” si ibupun menjawab
dengan lugas ”ya pasti mama belikan yang paling bagus”... dan banyak lagi
permintaan lain yang dipintanya semua terkabulkan karena kemewahan dan kekayaan
yang mereka miliki.
Sementara disisi lain
seorang anak yatim piatu tanpa ayah dan ibu, ayah dan ibunya meninggal karena
Musibah ketika hari raya tiba mereka hanya bisa menghadiri pusara ayah dan
ibunya dengan semangat sambil membacakan al Fatihah sebagai dedikasi cinta
kepada kedua orang tuanya, sembari mengucapkan diatas pusara ayahnya : ”Yah... kawan-kawan
sekarang lagi asik dengan lebaran, makan sate daging, pizza dan lain-lain
maukan ayah belikan adek juga... yang diterima hanyalah tiupan angin sepoi-sepoi,
lalu berlanjut ke pusara ibundanya sambil bergumam: ”mak... baju adek sudah
jelek mak, maukan mak belikan adek baju baru, kawan-kawan adek pake baju baru
semua” tiada sedikitpun jawaban yang diterima namun si-anak tetap bahagia walau
hampa tanpa jawaban. SubhanaLLAH wa AstaghfiruLLAH.
Maka melalui Ibadah Qurban
yang kita bagikan, Zakat Mal, Infaq, Shadaqah dan bantuan yang telah kita
tunaikan bisa menjadi penyambung silaturahim dan perwujudan nilai kepekaan bagi
diri kita dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat memahami bagaimana susahnya
anak yatim, fakir dan miskin dan orang yang tertimpa musibah melawan jalan
kehidupan yang penuh duri ini.
الله
اكبر الله اكبر الله اكبرولله الحمد
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah
Namun apa yang kita saksikan dewasa ini. Jiwa pengorbanan pada
banyak kalangan telah digeser oleh semangat atau nafsu mengorbankan orang lain.
Perhatikan saja kemelut di layar kaca dirumah kita, Perang terbuka di media massa, baik itu korupsi, tuduh menuduh,
kemaksiatan dan juga Berbagai Ujian, serta krisis ekonomi Naudzubillah. Semua
dikarenakan Ulah tangan dan kelalaian manusia, semoga semua itu membuat kita
sadar untuk segera bertaubat dan kembali ke Jalan Allah SWT. Firman Allah dalam
QS al-Ruum 41 :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan
di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).
Kini Allah SWT memanggil kita, menuntut ketaatan total
kita kepada-Nya. Ketaatan itu menuntut kita untuk berkorban; mengorbankan apa
saja yang kita miliki demi menggapai ridha-Nya. Hanya dengan pengorbanan demi
ketaatan itulah, kita akan meraih kembali kemuliaan hidup kita, baik di dunia
maupun di akhirat. Ingatlah, wahai kaum
Muslim, bahwa untuk itulah Nabi bersumpah tidak akan pernah mundur walau
selangkah, sampai Islam menang atau baginda saw binasa:
وَاَللّهِ لَوْ وَضَعُوا الشّمْسَ فِي يَمِينِي،
وَالْقَمَرَ فِي يَسَارِي عَلَى أَنْ أَتْرُكَ هَذَا الأَمْرَ حَتّى يُظْهِرَهُ
اللّهُ أَوْ أَهْلِكَ فِيهِ مَا تَرَكْتُهُ
”Demi
Allah, andai saja mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan
di tangan kiriku, (lalu mereka minta) agar aku meninggalkan urusan (agama) ini,
maka demi Allah, sampai urusan (agama) itu dimenangkan oleh Allah, atau aku
binasa di jalannya, aku tetap tidak akan meninggalkannya.” (Hr. Ibn
Hisyam)
Jama’ah
Idul Adha yang dirahmati Allah.
Seseorang
menjadi besar karena jiwanya besar. Tidak ada jiwa besar tanpa jiwa yang punya semangat
berkorban. Berkat رُوْحُ البَذْلِ وَ التَّضْحِيَةِ
وَالمُجَاهَدَةِ (ruhul badzli wal
tadlhiyah wal mujahadah) atau spirit berbagi, berkorban dan berjuang, ummat
ini telah menjadi ummat yang besar, bergengsi dan disegani dunia dalam
sejarahnya. Mari Juga semangat Berqurban kita bersama mewujudkan dengan doa dan
kerjasama dalam melahirkan pemimpin yang sejati, berakhlaq mulia, sabar dan
berilmu, pemimpin yang mampu mendamaikan, mensejahterakan dan menyatukan Ummat,
Pemimpin yang mampu memimpin bangsa dan maju terdepan juga dalam menyatukan
kesempurnaan Agama.
الله
اكبر الله اكبر الله اكبرولله الحمد
Hadirin
jamaah Idul Adha rahimakumullah
Kita berdoa yang terbaik untuk saudara kita di Palestina
yang sedang di aniaya oleh Yahudi Zionis dan sekutunya, karena mereka adalah
saudara seiman kita, karena tanah air mereka adalah tempat suci milik umat
Islam. Dan juga karena Yahudi Zionis Israel adalah penjajah dan kaum yang
dilaknat oleh Allah SWT maka mari kita bantu kaum muslimin di Palestina dengan
harta, tenaga, waktu, dan tentu saja doa kita kepada Allah SWT. Mari terus
suarakan kebenaran dengan cara yang baik untuk melawan propaganda dan
kebohongan yang dibuat oleh Yahudi Zionis serta para penjajah dan pendukungnya
Dan juga Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita
untuk mengabdi dan beribadah kepada NYA secara total sebagai wujud refleksi
terhadap pengorbanan Nabi Ibrahim Alaihi Salam. serta mewujudkan JAMBI yaitu
Jadikan al Qur’an Membangun Bangsa Indonesia Amin Allahumma Amin
أعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ.
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.
وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.
فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Ust Dr H
Hasbullah Ahmad
Owner
Yayasan Pesantren Terpadu Dar al-Masaleh Jambi
Dosen
Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
UIN Sutha
Jambi
081366174429
eMail : hasbullah@uinjambi.ac.id
Website
: www.quhasschooljambi.ac.id
الخطبة
الثانية لعيد الأضحى
اللهُ
أكْبَرُ × 7اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَإلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ،
اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ
عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحَّدَنَا بِعِيْدِهِ كَأُمَّةٍ وَاحِدَةٍ، مِنْ
غَيْرِ الأُمَم، وَنَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ إِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ
وَاْلإِكْراَمِ. أحمدُهُ
على جليلِ الصِّفَاتِ وَجَمِيْلِ الإِنْعَامِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرَ مَنْ طَلَبَ
المَزِيْدَ وَرَام، وأشهد أن لا إله إلاَّ الله الَّذِي لاَ تُحِيْطُ بِهِ العُقُوْلُ
وَالأَوْهَامُ، وأشهد أنَّ محمداً عبدُه ورسولُه أفضَلُ الأَنَامِ، صَلَّى الله
عليه وعلى سَائِرِ آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنِ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ عَلَى
الدَّوَامِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا. أمّا بعد.
فيا عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز
المتقون وقال تعالى يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ ثُمَّ اعْلَمُوْا
فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ و سلم و بَارِكْ عَلَى سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ و سلمت وبَارَكْتَ عَلَى سَيْدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيْدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فى العالمين إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مجيب الدعوات ياقاضي الحاجات وياكافي المهمات. اَللَّهُمَّ اجعل
حجّ المسلمين جميعا حجا مبرورا و سعيهم سعيا مشكورا وذنبهم ذنبا مغفورا وعمرتهم
عمرة مقبولا وزيارتهم زيارة مباركا وتجارتهم تجارتا لن تبورا. اللهم اعز الإسلام
والمسلمين وازّل الشرك والمشركين وانصر عبادك الموحدين. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عباد
الله... إنَّ اللهَ يأمرُ بالعَدْلِ والإحسانِ وإيتاءِ ذِي القربى وينهى عَنِ الفحشاءِ
والمنكرِ والبَغي ، يعظُكُمْ لعلَّكُمْ تذَكَّرون. واذكر الله العظيم يذكركم
وأسألوه من فضله يعطيكم ولذكر الله اكبر والله يعلم ماتصنعون